Page 94 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 94
Kondisi dan Perubahan Agraria Desa Ngandagan ...
itu pada musim panen bisa bekerja selama 2 minggu dari
sawah ke sawah orang lain. Mereka bisa mendapatkan
10 kilogram gabah per hari kalau tidak bersaing dengan
15
penebas. Para penebas membawa buruh tani dari luar
desa seperti dari Kalikotes, Kaligintung dan Kaliglagah.
Biasanya para penebas mengerjakan tanah-tanah yang
luas dalam ukuran ratusan ubin. Pada umumnya sawah-
sawah pamong desa dipanen menggunakan cara tebasan.
Buruh tani di desa Ngandagan boleh saja ikut ke dalam
rombongan penebas, tetapi dipotong 1 kilogram. Ini
16
memperlihatkan telah terbentuknya pasar tenaga kerja
di pedesaan pada musim panen dan tanam. Pasar tenaga
kerja itu yang membuat upah buruh tani menjadi merosot
yakni harus dikurangi 1 kilogram beras, itupun jika
mereka dilibatkan. Pekerjaan-pekerjaan penanaman yang
dilakukan oleh buruh tani pengupahannya dalam bentuk
uang. Sedangkan pengupahan panen menggunakan
sistem bawon. Pada galibnya buruh tani melakukan
pekerjaan pemanenan pada sawah berukuran 30 hingga
15 Pada musim hujan, umumnya para pemilik sawah mempergu-
nakan jasa penebas, agar pemanenan berlangsung lebih cepat. Selain
itu, batang padi banyak yang rebah terkena angin kencang ketika hujan
deras turun, dan ini dianggap menyulitkan pemanenan, sehingga
dibutuhkan tenaga tebas untuk melakukannya. Wawancara dengan Ibu
Dinayah, 14 Juni 2010.
16 Pada umumnya penebas mempunyai 4 orang dalam satu ke-
lompok. Ibid.
73