Page 98 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 98
Kondisi dan Perubahan Agraria Desa Ngandagan ...
Gambar 8. (a)Seorang perempuan dari luar desa menukarkan tape
singkong kepada buruh tani yang sedang memanen. (b) Sementara
gambar laki-laki di bawah yang bernama Paijan, dengan dawet hitam
yang dipikulnya telah dan sedang menunggu transaksi “ngurup”.
Istilah sagendong sapikulan berlaku dalam hal kemampuan barter ini.
Dari hasil barter ini, seorang penjual dawet dalam
pikulan kosong dan kantong zak-nya, bisa membawa
pulang gabah kira-kira sekuintal sehari. Selama musim
panen (2 minggu) ia mengaku mampu memperoleh 2-4
ton gabah. Sementara penjual tape dengan gendongan-
nya mampu mendapat 5 kuintal lebih selama musim
panen. Sebenarnya jika diketahui oleh pemilik sawah,
maka buruh tani dilarang menukarkan padi yang dipa-
nennya. Sebab ia menukarkan di luar padi yang nantinya
dihitung bawon. Hal ini dinilai merugikan pemilik
sawah. Selain bawon, mekanisme berbagai kesejahteraan
(sharing property) berlangsung melalui adanya fenomena
ngurup. Hal demikian justru tidak terjadi jika pemanenan
dilakukan dalam bentuk tebasan.
Tebasan memang telah ada sejak lama. Jika dahulu
tebasan dilakukan karena “kekurangan tenaga kerja”,
sehingga si penebas menambah tenaga baru, maka te-
77