Page 668 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 668
GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL
dari jaringan interaksi informal, apakah melalui kekera-
batan, komunikasi atau jaringan kerjasama antara keluarga
dan desa. Sebagian besar jaringan ini tidak dibuat untuk
tujuan perlawanan, meskipun mereka mengabdi pada
tujuan itu seiring perlawanan berkembang. Demikian pula,
keyakinan bersama dan rasa memiliki memang ada, mes-
kipun tidak dianggap sebagai keanggotaan sebuah gerakan.
Sebaliknya, rasa memiliki ada melalui rasa identitas
bersama, sebagai orang Karen, sebagaipenduduk desa di
bukit atau lembah, sebagai sesama penghuni suatu desa
atau wilayah tertentu, sebagai sesama petani padi ladang,
dll., sementara keyakinan bersama termasuk ide kedaulatan
dan hak asasi manusia, tradisi-tradisi, kadang-kadang
agama setempat, oposisi terhadap kediktatoran militer dan
simpati untuk perlawanan bersenjata. Meskipun tidak
tersusun sebagai sebuah filosofi gerakan, unsur-unsur
tersebut menyusun apa yang Scott (1985, 35) sebut sebagai
‘subkultur yang mendukung’ yang penting untuk kesuk-
sesan aksi perlawanan sehari-hari, dan memenuhi syarat
strategi penduduk desa seperti apa yang Della Porta dan
Diani (1999, 17) sebut’ aksi-aksi yang berbeda, yang di-
lakukan bersama, memperkuat rasa memiliki dan identitas’.
Mengenai persyaratan ketiga, karenaaksi kolektif yang
berfokus pada isu-isu pertikaian, penduduk desa Karen
sering bertindak secara kolektif untuk menghindari atau
meringankan tuntutan dan siksaan dan melestarikan apa
yang mereka lihat sebagai identitas orang Karen dan mata
pencaharian melawan upaya negara untuk mengasimilasi
mereka. Dalam arti luas, tindakan ini bertujuan untuk
menghasilkan perubahan sosial: akhir bagi praktek asimi-
lasionis negara, dan pelestarian kedaulatanlokal atas tanah
dan mata pencaharian. Terakhir, persyaratan bahwa ge-
rakan menggunakan protes sebagai sebuah metode tidak
berlaku jika berarti protes publik yang terbuka. Tapi kalau
654

