Page 37 - MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
P. 37

16     MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
                   Ilustrasi Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

            jangka panjang dan prioritas tahunan negara. Perencanaan
            memungkinkan negara untuk mendistribusikan sumber daya terbatas
            secara selektif, berbasis skala prioritas, dan dalam koridor yang sesuai
            dengan arah pembangunan nasional. Hal ini ditegaskan dalam Pasal
            4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 yang menyatakan
            bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
            dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) harus memuat kerangka regulasi
            dan kerangka pendanaan  yang bersifat indikatif. Di sinilah letak
            fungsi perencanaan sebagai nomenklatur fiskal yang menyinergikan
            antara kebijakan pembangunan dan instrumen keuangan negara.

                Selain itu, dalam dokumen  PP Nomor  40 Tahun 2006 tentang
            Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, perencanaan
            diposisikan sebagai proses teknokratik yang berlapis dan bertingkat:
            jangka panjang (RPJP), jangka menengah (RPJM), hingga tahunan (RKP
            dan Renja K/L). Artinya, perencanaan merupakan struktur hierarkis
            yang bersifat  top-down  sekaligus  bottom-up,  menghubungkan visi
            besar pembangunan negara dengan program dan kegiatan konkret
            di  setiap  kementerian/lembaga.  Dalam  konteks  ini,  perencanaan
            juga bersifat  teleologis,  yakni  diarahkan  untuk  mencapai  tujuan
            akhir  pembangunan nasional sebagaimana dimandatkan dalam
            Pembukaan UUD 1945: melindungi segenap bangsa, mencerdaskan
            kehidupan bangsa, dan mewujudkan keadilan sosial.

                Pemaknaan  perencanaan dalam sistem  keuangan publik  juga
            mengalami perluasan paradigma  dari sekadar instrumen  perintah
            administratif menjadi alat rekayasa  sosial dan transformasi
            kelembagaan. Dalam kerangka  planning-programming-budgeting
            system  (PPBS), perencanaan tidak berhenti pada  logika  “apa yang
            akan dilakukan”, tetapi juga menjawab “mengapa hal itu penting”,
            “apa konsekuensinya”, dan “bagaimana keberhasilannya diukur”.
            Oleh karena itu, pendekatan berbasis output dan outcome menjadi
            arus  utama  dalam  dokumen  perencanaan  modern  seperti  Renja
            K/L dan Renstra K/L yang dijabarkan dalam Peraturan Menteri PPN
            Nomor 1 Tahun 2021. Regulasi ini menekankan pentingnya menyusun
            perencanaan  secara  detail,  mulai  dari  sasaran  strategis,  indikator
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42