Page 40 - MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
P. 40

BAGIAN  I   19
                                                            Perencanaan

            40  Tahun  2006  yang  merinci  tata  cara  penyusunan  RPJP,  RPJM,
            dan  RKP sebagai dokumen hierarkis yang menjadi acuan seluruh
            kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Dalam sistem ini,
            perencanaan berfungsi tidak hanya sebagai input awal penganggaran,
            tetapi juga sebagai simpul penghubung antara visi politik nasional
            dengan operasionalisasi anggaran publik.
                Secara paradigmatik, sistem perencanaan juga memainkan peran
            sebagai wahana sinkronisasi dan integrasi kebijakan lintas dimensi.
            Sinkronisasi mengacu pada penyelarasan temporal antara dokumen
            perencanaan (jangka panjang, menengah, dan tahunan), sedangkan
            integrasi mengacu pada  konsistensi substansial antar  sektor dan
            antar wilayah. Dalam tataran praktik, hal ini tercermin dalam
            proses musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang),
            yang tidak hanya menjadi forum partisipatif, tetapi juga instrumen
            konvergensi kelembagaan antar aktor pembangunan. Melalui forum
            ini,  sistem perencanaan  berfungsi sebagai ruang  deliberatif yang
            menggabungkan rasionalitas teknokratik dengan aspirasi masyarakat
            sipil dan daerah, menciptakan sintesis antara central policy coherence
            dan local relevance.
                Di samping itu, perencanaan juga memiliki fungsi kontrol dan
            akuntabilitas. Dokumen perencanaan seperti RPJM dan RKP menjadi
            baseline  dalam evaluasi pelaksanaan program  dan pengukuran
            kinerja pemerintah.  Dengan adanya indikator  sasaran,  keluaran,
            dan hasil (output–outcome), sistem ini  memungkinkan terjadinya
            penilaian  objektif atas efektivitas belanja publik.  Inilah  mengapa
            sistem perencanaan juga  berperan sebagai perangkat  performance
            governance, yang menghubungkan input fiskal  dengan dampak
            pembangunan secara sistematis. Dalam hal ini, regulasi teknis seperti
            Peraturan Menteri PPN Nomor 1 Tahun 2021 memainkan peran penting
            dalam memastikan bahwa Renja K/L disusun berdasarkan indikator
            kinerja yang terukur dan dapat dipantau secara digital melalui sistem
            informasi (KRISNA).
                Lebih jauh lagi, sistem perencanaan menjadi  instrumen  risk
            governance  dalam  menghadapi  ketidakpastian  sosial,  ekonomi,
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45