Page 44 - MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
P. 44

BAGIAN  I   23
                                                            Perencanaan

            sektor dan level  pemerintahan;  menyeluruh  menuntut cakupan
            yang komprehensif dari  dimensi ekonomi, sosial, budaya, hingga
            lingkungan; sedangkan tanggap terhadap perubahan mengharuskan
            sistem perencanaan bersifat adaptif dan antisipatif terhadap dinamika
            internal maupun eksternal.
                Asas-asas ini tidak berdiri sendiri, melainkan saling melengkapi
            dan mengonstruksi karakter normatif  dari sistem perencanaan
            nasional. Dalam peraturan teknis  seperti Permen PPN Nomor  1
            Tahun 2021, asas-asas ini diterjemahkan ke dalam prosedur konkret
            penyusunan Renstra dan Renja K/L, yang mengharuskan penyusunan
            visi-misi yang sinkron dengan RPJMN, penggunaan indikator yang
            terukur, serta keterlibatan multiaktor dalam proses perencanaan.
                Secara keseluruhan, asas umum perencanaan menjadi jembatan
            antara prinsip konstitusional negara dan praktik kebijakan publik. Ia
            bukan sekadar perangkat moral, tetapi menjadi norma  operasional
            yang mengikat dan mengarahkan penyusunan seluruh dokumen
            perencanaan pembangunan. Dengan mematuhi asas-asas ini, sistem
            perencanaan nasional tidak hanya akan efisien secara administratif,
            tetapi juga akan sah secara normatif dan berkeadilan secara substantif.

            1.4.  Hubungan Perencanaan dengan Penganggaran dan
                 Akuntabilitas Fiskal
                Dalam  sistem  keuangan  publik  yang  modern  dan  demokratis,
            relasi antara perencanaan dan penganggaran bukanlah hubungan
            yang bersifat mekanistik, melainkan sebuah hubungan yang bersifat
            fungsional, interdependen, dan saling mengikat  secara normatif.
            Perencanaan  tanpa  penganggaran  hanyalah  dokumen  aspiratif
            tanpa daya  realisasi, sementara penganggaran tanpa perencanaan
            merupakan tindakan fiskal yang  tidak berdasar, inkonsisten, dan
            berpotensi  menyimpang dari tujuan  pembangunan nasional. Oleh
            karena itu, dalam  sistem hukum administrasi keuangan negara,
            perencanaan dan penganggaran membentuk satu  entitas siklikal
            yang  tidak  dapat  dipisahkan.  Keduanya  saling  menopang  dalam
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49