Page 43 - MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
P. 43

22     MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
                   Ilustrasi Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

            stabilitas kelembagaan. Asas ini tercermin dalam struktur rencana
            pembangunan yang bertingkat:  RPJP (jangka panjang  20 tahun),
            RPJM (menengah 5 tahunan), dan RKP (tahunan), sebagaimana
            diatur dalam PP No. 40 Tahun 2006. Setiap jenjang tersebut saling
            mengait  dan membentuk sistem yang menjamin  kesinambungan
            arah pembangunan nasional.
                Keempat,  asas wawasan  lingkungan  mengisyaratkan  bahwa
            setiap  perencanaan  pembangunan  harus  mempertimbangkan  daya
            dukung dan daya tampung  lingkungan. Ini menjadikan  sistem
            perencanaan tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi,
            tetapi juga pada kelestarian ekologis dan keberlanjutan sumber daya
            alam. Perencanaan yang  abai terhadap aspek lingkungan berisiko
            melahirkan kebijakan yang  ekonomistik  dan berjangka pendek,
            sehingga  menimbulkan  externalities  negatif yang membebani
            generasi mendatang. Dalam konteks ini, integrasi antara dokumen
            perencanaan dengan instrumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis
            (KLHS) menjadi penting sebagai prasyarat keberlanjutan.

                Kelima, asas kemandirian menekankan bahwa pembangunan
            harus bersandar pada potensi dan kapasitas nasional. Asas ini memiliki
            dimensi ekonomi dan politik. Dari sisi ekonomi, perencanaan harus
            mendorong penguatan kapasitas produksi dalam negeri, kemandirian
            fiskal  daerah,  serta  diversifikasi  ekonomi  lokal.  Dari  sisi  politik,
            perencanaan menjadi wahana artikulasi kepentingan nasional dalam
            menghadapi tekanan  eksternal, seperti  globalisasi  dan dinamika
            geopolitik. Artinya, perencanaan yang berasaskan kemandirian bukan
            berarti autarkis, tetapi  menempatkan kedaulatan negara  sebagai
            parameter utama dalam menyusun agenda pembangunan.

                Selanjutnya, pada Pasal 2 ayat (2) UU 25/2004 ditegaskan pula
            bahwa  sistem perencanaan pembangunan harus  disusun secara
            sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap
            perubahan. Ini merupakan asas-asas teknokratik yang menekankan
            pada aspek prosedural dan substansi penyusunan perencanaan.
            Sistematis berarti disusun secara berurutan dan logis; terarah berarti
            memiliki sasaran yang jelas; terpadu  menunjukkan integrasi lintas
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48