Page 46 - MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
P. 46

BAGIAN  I   25
                                                            Perencanaan

            B.  Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran: Menjembatani
                Dualisme Kelembagaan
                Meskipun perencanaan dan penganggaran  bersifat integral secara
                normatif, pada praktiknya keduanya  dikelola  oleh  dua entitas
                kelembagaan yang berbeda: Kementerian PPN/Bappenas sebagai
                otoritas perencanaan, dan Kementerian Keuangan sebagai
                otoritas fiskal dan penganggaran. Dualisme ini  berpotensi
                menimbulkan friksi, fragmentasi prioritas, atau bahkan konflik
                nomenklatur program dan pagu.  Oleh  karena itu, regulasi
                menekankan pentingnya  sinkronisasi dan harmonisasi  antara
                perencanaan dan penganggaran.
                Permen PPN/Bappenas Nomor 1 Tahun 2021 menetapkan
                prosedur penelaahan Renja K/L secara bersama oleh Bappenas
                dan Kementerian Keuangan melalui forum dua pihak dan forum
                tiga pihak. Dalam forum ini, program dan kegiatan kementerian/
                lembaga dikaji ulang dari sisi relevansi substansi (oleh Bappenas)
                dan dari sisi ketercukupan serta keberlanjutan fiskal (oleh
                Kemenkeu). Proses ini menjadi titik temu antara kepentingan
                pembangunan dan realitas keuangan negara, memastikan bahwa
                setiap rencana  benar-benar dapat  diimplementasikan dalam
                batas kemampuan fiskal negara.
                Lebih jauh, penggunaansistem informasi KRISNAsebagai platform
                integratif  Renja K/L menjadi bentuk digitalisasi hubungan
                perencanaan dan penganggaran. Sistem ini memungkinkan
                konsistensi  nomenklatur,  pelacakan  pagu  indikatif,  serta
                penyusunan TOR dan RAB secara terintegrasi antara perencana
                dan penganggar. Ini merupakan bentuk institutional design yang
                merespons kompleksitas relasi  kelembagaan dan  menghindari
                duplikasi atau fragmentasi alokasi anggaran yang tidak produktif.
            C.  Akuntabilitas Fiskal: Perencanaan  sebagai Basis  Pertanggung-
                jawaban
                Aspek lain yang tidak kalah penting adalah peran perencanaan
                dalam  mendukung  akuntabilitas  fiskal.  Dalam  sistem
                keuangan  negara,  akuntabilitas  bukan  hanya  dimaknai
                sebagai   pertanggungjawaban    penggunaan   anggaran,   tetapi
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51