Page 47 - MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
P. 47

26     MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
                   Ilustrasi Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

                juga menyangkut pertanggungjawaban atas capaian kinerja
                pembangunan.  Oleh  karena itu, rencana  pembangunan  harus
                mengandung  indikator yang dapat diukur (measurable),  baik
                dalam bentuk output (keluaran), outcome (hasil), maupun impact
                (dampak). Sistem ini dikenal sebagai performance-based planning
                and budgeting, di mana keberhasilan suatu program dinilai bukan
                dari besar kecilnya anggaran, melainkan dari pencapaian sasaran
                yang telah ditetapkan.
                Dalam  hal  ini,  perencanaan  berfungsi  sebagai  pre-audit
                instrument, yakni instrumen awal untuk menetapkan tolok
                ukur kinerja yang akan menjadi dasar evaluasi dan pengawasan.
                Dokumen Renja K/L yang baik harus dapat menunjukkan benang
                merah antara tujuan  strategis, program prioritas, indikator
                kinerja, dan estimasi pembiayaan. Oleh sebab itu, penyusunan
                perencanaan tidak boleh dilakukan  secara  sembarangan atau
                sekadar copy-paste dari tahun sebelumnya, melainkan harus
                melalui kajian teknokratik dan evidence-based.
                Perencanaan yang  lemah, kabur, atau tidak terukur akan
                berdampak  langsung  pada  menurunnya  kualitas  akuntabilitas.
                Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), Laporan Kinerja
                Instansi Pemerintah (LKjIP), dan hasil audit BPK sebagian besar
                didasarkan  pada  capaian  yang  dirumuskan  dalam  rencana.
                Dengan demikian, dokumen perencanaan adalah  dokumen
                politik dan hukum sekaligus dokumen manajerial yang memuat
                janji  pemerintah kepada rakyat. Kegagalan mencapai  rencana
                bukan sekadar kegagalan  administratif, tetapi juga kegagalan
                konstitusional dalam memenuhi mandat kesejahteraan.

            D.  Kritik  dan  Tantangan: Menuju  Integrasi Substantif, Bukan
                Sekadar Prosedural
                Meskipun  secara  normatif  relasi  antara  perencanaan  dan
                penganggaran  telah diatur secara  baik dalam  regulasi, dalam
                praktiknya  masih  terdapat  tantangan  yang  mengemuka.
                Di antaranya adalah: belum  optimalnya integrasi sistem
                perencanaan-penganggaran  di  tingkat  daerah,  tumpang  tindih
                program  antar-K/L,  inkonsistensi  antara  RPJM  dan  Renstra
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52