Page 60 - MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
P. 60

BAGIAN  I   39
                                                            Perencanaan

            Musrenbang adalah titik temu antara struktur dan aspirasi, antara
            rasionalitas teknokratik dan kebutuhan kontekstual. Di sinilah nilai
            demokrasi substantif dari sistem perencanaan nasional menjadi
            nyata. Negara tidak hanya mengatur rakyat, tetapi membuka ruang
            agar rakyat turut serta merumuskan arah kebijakan pembangunan.
                Namun demikian, pelaksanaan Musrenbang dalam praktik sering
            kali menghadapi tantangan konseptual dan teknis. Secara konseptual,
            tidak semua pemangku kepentingan memahami bahwa Musrenbang
            bukan hanya forum pengusulan proyek, melainkan ruang penataan
            prioritas strategis. Akibatnya, Musrenbang  di beberapa  daerah
            terjebak dalam  logika  wish list  kegiatan infrastruktur tanpa  basis
            analisis kebutuhan dan keterkaitan program. Secara teknis, proses
            penjaringan aspirasi dari bawah kerap mengalami bottle-neck ketika
            usulan dari tingkat desa dan kecamatan tidak terakomodasi secara
            utuh di tingkat kabupaten atau provinsi karena keterbatasan fiskal,
            ketidaksesuaian  kewenangan, atau minimnya sinkronisasi dengan
            rencana strategis K/L.

                Untuk menjawab tantangan tersebut, regulasi perencanaan dan
            instrumen pelaksanaannya—termasuk Permen PPN/Bappenas No. 1
            Tahun 2021—mengatur secara lebihsistematis tahapan dan mekanisme
            Musrenbang. Forum ini  tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan
            bagian dari proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
            dan Renja K/L. Keluaran Musrenbang digunakan dalam forum dua
            pihak dan tiga pihak antara kementerian/lembaga dengan Bappenas
            dan Kementerian Keuangan. Di dalam forum ini, usulan daerah yang
            berasal dari  Musrenbang akan dikaji kelayakannya, diselaraskan
            dengan pagu indikatif, dan dikoordinasikan lintas sektor agar tidak
            terjadi tumpang tindih program atau duplikasi pembiayaan.

                Lebih jauh, pemanfaatan sistem informasi seperti KRISNA dan
            SIPD telah mendorong transformasi digital dalam proses Musrenbang.
            Aspirasi masyarakat yang dulu disampaikan melalui proposal manual
            kini  dapat  dimasukkan  langsung  oleh  perangkat  desa  dan  OPD
            ke  dalam  sistem  digital,  yang  kemudian  ditabulasi,  dianalisis,  dan
            diselaraskan dalam platform perencanaan nasional. Hal ini menandai
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65