Page 62 - MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
P. 62

BAGIAN  I   41
                                                            Perencanaan

            oleh  pemerintah  daerah.  Oleh karena itu, integrasi perencanaan
            menjadi isu penting yang bukan hanya administratif, tetapi strategis,
            karena berkaitan  langsung dengan efisiensi fiskal, efektivitas
            kebijakan, dan kohesi pembangunan nasional secara keseluruhan.

                Secara yuridis, Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25
            Tahun 2004 secara eksplisit menegaskan bahwa sistem perencanaan
            pembangunan nasional harus disusun secara terpadu dan menyeluruh,
            mencerminkan  suatu  kewajiban  normatif  agar  perencanaan
            tidak berjalan  sektoral, tidak sinkron, atau berbasis kepentingan
            institusional sempit. Integrasi dalam hal ini bermakna keterhubungan
            substansial dan spasial antarkebijakan, bukan  sekadar keselarasan
            jadwal atau prosedur penyusunan dokumen.
                Perencanaan sektoral di kementerian/lembaga sering kali
            cenderung  bersifat eksklusif dan berjalan  dalam  silonya masing-
            masing, terutama jika tidak ada mekanisme koordinasi  lintas
            sektoral yang kuat. Hal ini dapat menimbulkan overlapping program,
            fragmentasi anggaran, serta tumpang tindih output. Dalam praktiknya,
            terdapat program di sektor pertanian, kesehatan, pendidikan, atau
            sosial yang dijalankan oleh lebih dari satu K/L dengan nomenklatur
            dan indikator kinerja yang berbeda, tetapi sasaran yang sama.
            Fenomena ini dikenal sebagai policy redundancy yang memboroskan
            sumber daya dan melemahkan akuntabilitas kinerja pembangunan.

                Untuk mengatasi hal tersebut, Peraturan Menteri PPN/Bappenas
            Nomor 1 Tahun 2021 mengatur adanya pengelompokan program K/L
            ke dalam tiga kategori:

                1.   Program Spesifik K/L (yang hanya relevan bagi satu K/L),
                2.  Program Lintas Unit Eselon I dalam satu K/L, dan
                3.  Program Lintas K/L, yang memerlukan koordinasi substansial
                    antarkementerian.
                Program  lintas  K/L  inilah  yang  menjadi  ujian  utama  integrasi
            sektoral.  Oleh karena itu, diperlukan forum koordinasi yang
            sistematis, seperti forum perencanaan bersama, forum sinkronisasi
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67