Page 61 - MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
P. 61

40     MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
                   Ilustrasi Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

            pergeseran dari  administrasi musyawarah  menjadi  data-driven
            deliberation, yang meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan
            efisiensi proses perencanaan partisipatif.

                Dalam konteks teori kebijakan publik, Musrenbang dapat dikaji
            melalui pendekatan  participatory policy-making, yang menyatakan
            bahwa  kualitas  suatu  kebijakan  sangat  ditentukan  oleh  sejauh
            mana proses perumusannya melibatkan para aktor yang terdampak.
            Musrenbang tidak hanya memperkuat  legitimasi kebijakan
            pembangunan,  tetapi  juga  memperbesar  peluang  keberhasilan
            implementasinya,  karena  masyarakat  merasa  menjadi  bagian
            dari proses penyusunan  kebijakan tersebut.  Dengan  demikian,
            Musrenbang bukan hanya instrumen teknis, tetapi juga instrumen
            politik yang menyatukan antara negara dan masyarakat dalam proyek
            bersama bernama pembangunan nasional.

                Dengan demikian, mekanisme Musrenbang menjadi jantung dari
            demokratisasi perencanaan pembangunan nasional. Ia menjembatani
            jurang antara aspirasi lokal dan kebijakan nasional, serta memperkuat
            sistem perencanaan agar tidak menjadi dokumen teknokratik yang
            hampa dari realitas sosial. Musrenbang adalah manifestasi dari asas
            demokrasi dalam perencanaan, sekaligus instrumen integratif yang
            menyatukan keragaman  aktor, wilayah, dan kepentingan dalam
            satu desain pembangunan nasional yang partisipatif, inklusif,  dan
            berorientasi hasil.  Dalam  lanskap tata kelola  publik kontemporer,
            keberhasilan Musrenbang menjadi indikator utama dari kematangan
            sistem perencanaan suatu negara.

            2.4.  Integrasi Perencanaan Teknis, Sektoral, dan Wilayah

                Dalam  tataran ideal,  perencanaan pembangunan nasional
            seharusnya tidak menjadi kumpulan dokumen yang terpisah-pisah,
            tetapi merupakan satu kesatuan sistemik yang menyatukan beragam
            dimensi: sektoral, spasial, teknis, fiskal, dan kelembagaan. Namun
            dalam praktik, fragmentasi kebijakan publik acap kali lahir dari
            ketidakterpaduan antara perencanaan sektoral kementerian/lembaga
            (K/L), perencanaan teknis bidang tertentu, dan perencanaan wilayah
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66