Page 476 - Kembali ke Agraria
P. 476

Sinar Harapan, 4 Agustus 2010








                Tiupan Peluit Melawan Kelaparan Global








                   EKITAR seribu orang serempak meniup peluit dengan kencang
               Sdi Auditorium Kementerian Pertanian RI, Jakarta (Jumat, 23 Juli
               2010). Tiupan peluit kali ini tak ada kaitannya dengan sepakbola,
               melainkan simbol gerakan perlawanan terhadap ancaman kelaparan
               secara global.
                   Dengan lantang disuarakan pentingnya kepedulian dan langkah
               nyata untuk memberantas kelaparan dan kemiskinan di muka bumi.
               Lewat peluncuran “petisi untuk mengentaskan kelaparan” yang
               difasilitasi organisasi pangan sedunia (FAO), Indonesia berikrar
               untuk mengatasi kemiskinan absolut dan kelaparan ekstrem bersama
               masyarakat global.
                   FAO menjelaskan penger-tian kelaparan, kenapa terjadi kela-
               paran, siapa yang lapar, dan yang dapat dilakukan guna mengatasi-
               nya. Menurut FAO, bagi ratusan juta orang di dunia yang tak berun-
               tung dan tak punya cukup pangan untuk dimakan tiap hari, lapar
               membuat mereka merasa lemah, letih, tak dapat berkonsentrasi dan
               bahkan sakit. Lapar dapat merusak kesehatan sementara maupun
               permanen. Mereka tidak punya cukup pangan untuk tetap bekerja
               dan sehat. Karena kurangnya vitamin dan mineral, kelaparan kronis
               terjadi dan bisa berubah menjadi ekstrem.

               Sebab kelaparan

                   Sekitar 1,02 miliar warga bumi kekurangan gizi. Penyebab kela-

                                           457
   471   472   473   474   475   476   477   478   479   480   481