Page 484 - Kembali ke Agraria
P. 484

Epilog

                      2
               bangsa.  Usep dan beberapa kawan di KPA pada saat itu sangat
               mendukung gagasan Joyo Winoto sebagaimana yang tertuang dalam
               rencana PPAN. Sementara saya dengan tegas menolak gagasan ini
               dan menganggap PPAN hanyalah ‘lip service’ dari rejim SBY untuk
               meraih simpati politik dari petani dan kelompok-kelompok gerakan
                                                         3
               sosial yang pro pada reforma agraria yang sejati.  Sebagaimana terli-
               hat dalam tulisan-tulisannya di buku ini akhirnya dapat disimpul-
               kan bahwa perbedaan pandangan kami terletak lebih pada soal stra-
               tegi untuk memperjuangkan pembaruan agraria itu sendiri.
                   Usep dan kawan-kawan lainnya yang ‘pro PPAN’ menganggap
               program nasional ini sebagai peluang politik yang sangat penting
               untuk dimanfaatkan dalam rangka mendorong pelaksanaan reforma
               agraria sejati yang selama ini diperjuangkan oleh KPA dan kelompok-
               kelompok gerakan sosial lainnya. Peluang politik ini, dalam pan-
               dangan Usep dan kawan-kawan lainnya yang ‘pro PPAN’, harus
               dimanfaatkan dengan masuk lebih jauh untuk mempengaruhi isi
               dari rencana program maupun implementasinya di kemudian hari.
               Sementara saya menganggap niatan baik dan kalkulasi politik itu
               tidak terlalu tepat, karena manfaatnya hanya akan lebih dinikmati
               para elit politik dalam rejim SBY untuk kepentingan-kepentingan
               politik mereka ketimbang sungguh-sungguh mewujudkan pemba-
               ruan agraria sebagaimana yang dicita-citakan bersama oleh berbagai
               organisasi gerakan sosial di Indonesia. Dengan tegas saya mengata-
               kan sebaiknya kawan-kawan yang pada saat itu ‘pro PPAN’ menarik
               mundur dukungan mereka, dan mengambil garis oposisional yang



                   2  Presiden SBY menyatakan ‘komitmen politiknya’ ini melalui Pidato Presiden
               di awal tahun 2007 (10 Januari 2007) yang disiarkan televisi. Sementara Joyo Winoto,
               dengan mendahului pidato presiden telah mulai mempromosikan PPAN dalam berbagai
               pernyataannya di media massa sejak tahun 2006.
                   3  Untuk lebih jelasnya kritik saya terhadap PPAN, lihat Bachriadi, Dianto
               (2007) Reforma Agraria untuk Indonesia: Pandangan Kritis tentang Program Pemba-
               ruan Agraria Nasional (PPAN) atau Redistribusi Tanah ala Pemerintahan SBY,
               makalah dipresentasikan dalam forum ‘Konsolidasi untuk Demokrasi’, Magelang 6-
               7 Juni 2007.

                                                                       465
   479   480   481   482   483   484   485   486   487   488   489