Page 489 - Kembali ke Agraria
P. 489

Usep Setiawan

            menggantungkan hidupnya pada sektor non pertanian kemudian
            berubah menjadi petani paruh waktu (part time peasants).
                Bagian terpenting dari proses perubahan ini yang patut diper-
            hatikan bukanlah pada berkurangnya jumlah petani, maupun pada
            reforma agraria jalan kapitalis yang ditempuh ketiga negara tersebut
            di atas. Tetapi yang patut kita perhatikan adalah suatu proses redis-
            tribusi alat produksi dan kekuasaan di pedesaan dari sekelompok
            kecil orang yang selama ini menguasai tanah dalam jumlah besar
            sehingga perputaran ekonomi desa hanya berpangkal pada mereka.
            Redistribusi alat produksi ini yang menjadi kunci dari tumbuhnya
            kemampuan pembentukan modal di pedesaan secara lebih merata
            untuk mendorong proses industrialisasi yang lebih kokoh.
                Sayangnya dalam kumpulan tulisan populer ini, Usep tidak per-
            nah mengulas secara jelas ’jalan reforma agraria’ yang bagaimana
            yang dimaksudkannya dan terutama sekali apa tujuan reforma agra-
            ria yang dimaksudnya. Dari puluhan tulisan yang tersaji dalam buku
            ini, kita hanya akan menemukan sasaran-sasaran antara dari program
            reforma agraria, seperti redistribusi tanah, penyelesaian konflik agra-
            ria, penataan produksi dan sebagainya. Tetapi kita tidak menemukan
            secara jelas tujuan akhir dari reforma agraria yang selalu diidam-
            kannya dapat terwujud di Indonesia.
                Ini juga adalah satu ’urusan yang hingga kini belum tuntas’
            digarap oleh kelompok-kelompok gerakan sosial penyokong reforma
            agraria di Indonesia, yakni merumuskan jalan tempuh atau ’trajektori’
            dari perubahan agraria yang hendak didorong secara sistematik mela-
            lui program perubahan stuktur penguasaan tanah tersebut. Kebanya-
            kan argumen-argumen yang dikembangkan oleh kelompok gerakan
            sosial di Indonesia tentang perlunya reforma agraria berangkat dari
            sudut pandang hukum, hak azasi manusia, dan politik. Belum muncul
            suatu naskah utuh yang menjelaskan mengenai reforma agraria yang
            ’semestinya’ dijalankan, dimana di dalamnya tergambar jelas ’trajek-
            tori’ perubahan sosial yang hendak dituju dan implikasi-implika-
            sinya pada aspek sosial, politik, ekonomi, hukum, hak azasi manusia,


            470
   484   485   486   487   488   489   490   491   492   493   494