Page 487 - Kembali ke Agraria
P. 487

Usep Setiawan

            keberadaan petani termasuk penataan struktur penguasaan tanah
            dan penyelesaian konflik agraria yang secara umum dapat kita kata-
            kan di sini sebagai bagian dari program reforma agraria.
                Sebagai seorang yang terlatih di bidang ilmu sosial, agak aneh
            juga penyederhanaan yang dilakukan oleh Usep mengenai pengertian
            masyarakat industri sebagai kumpulan buruh industri. Buruh industri
            adalah satu kategori sosial yang didasarkan atas jenis pekerjaan,
            yang tentu saja merupakan kelompok mayoritas dalam suatu masya-
            rakat industri. Lebih jauh, kita dapat saja melihatnya sebagai bagian
            dari suatu kelas sosial tertentu, yakni kelas buruh, yang menjadi ba-
            gian dari kaum proletar dalam sudut pandang kaum kiri. Dalam
            suatu transisi agraria, khususnya yang berorientasi mengubah
            masyarakat agraris menjadi masyarakat industri, bisa jadi tidak terhin-
            darkan terjadinya peralihan kaum tani menjadi bagian dari kelas
            buruh. Saya bisa berempati dengan maksud tulisan Usep yang tidak
            hendak melihat kaum tani – khususnya kaum tani yang menguasai
            tanah – berubah menjadi kelas buruh. Tetapi saya kira persoalannya
            bukan di situ.
                Ada dua hal yang patut kita diskusikan di sini. Pertama adalah
            peralihan agraria macam apa yang dimaksud Usep ketika ia menya-
            takan ada ’jalan lain’, yakni ’jalan reforma agraria’, pada saat mengo-
            mentari ucapan Gus Dur. Kedua adalah sikap ’romantisme antropolog
            klasik’ yang secara tidak langsung ditunjukkannya melalui pernya-
            taan bahwa kehidupan petani tersangkut juga soal sistem sosial-
            budaya masyarakat agraris yang sangat berbeda dengan sistem sosial-
            budaya masyarakat industri.
                Baik Usep (dalam buku ini) maupun KPA tidak pernah secara
            tuntas mengulas (dan menentukan dengan jelas!) ’jalan reforma
            agraria’ yang bagaimana yang hendak dilalui, jika program ini dapat
            diselengarakan. Secara umum KPA biasanya hanya menyebut ’bukan
            reforma agraria jalan kapitalis’ dan sesekali menyebut ’reforma agra-
            ria dalam jalan sosialis’. Gunawan Wiradi, sekarang Ketua Dewan
            Pakar KPA, sering mengundang untuk membahas jalan lain, jalan


            468
   482   483   484   485   486   487   488   489   490   491   492