Page 490 - Kembali ke Agraria
P. 490
Epilog
pengelolaan lingkungan hidup, dan pengorganisasian gerakan untuk
menyokong upaya mendorong perubahan di dalam ’trajektori’
tersebut. ’Akibat serius’ dari absennya dokumen atau naskah sema-
cam ini adalah kelompok-kelompok gerakan sosial pro reforma agra-
ria dapat dengan mudah terjebak dalam aksi-aksi reaksioner untuk
merespon perubahan-perubahan hukum, kebijakan, dan politik keku-
asaan dengan harapan dapan ’menitipkan’ atau menyodorkan ga-
gasan penerapan reforma agraria di tengah-tengah dinamika peru-
bahan-perubahan tersebut.
Dari komentarnya terhadap Gus Dur tentang perlunya ’memeli-
hara’ masyarakat petani atau masyarakat agraris dengan segala
sistem sosial-budayanya, karena sebagian besar penduduk Indone-
sia masih mengandalkan hidupnya pada bidang agraria, kita dapat
berasumsi bahwa reforma agraria dimaksudkan oleh Usep untuk
’memelihara’ keberlanjutan masyarakat agraris di Indonesia. Tidak
ada gambaran yang cukup jelas di keseluruhan buku ini soal bentuk
dan karakteristik masyarakat agraris yang bagaimana yang hendak
’dipelihara’ melalui perubahan struktural dalam penguasaan tanah;
kecuali suatu penegasan tentang dikotomi ’masyarakat agraris’ dan
’masyarakat industri’.
Sebagai seorang yang terlatih dalam bidang ilmu antropologi,
kuat kesan Usep masih belum berhasil ’membebaskan’ dirinya dari
sikap romantisme antropolog tentang masyarakat petani, masyarakat
pedesaan, atau masyarakat agraris. Nilai-nilai ’keguyuban, harmoni,
dan kearifan lokal kaum tani’ serta perspektif nir-konflik dalam masya-
rakat desa sendiri tampaknya masih mendominasi cara berfikir Usep
dalam memandang perlunya mendorong perubahan sosial pada
masyarakat desa. Dari semua tulisannya di dalam buku ini, baik yang
memberikan penekanan kepada soal petani, pertanian dan agraria,
ia luput memberikan penekanan kepada kenyataan kelas-kelas sosial
di pedesaan yang menjadi satu dasar penting dalam membentuk ke-
timpangan sosial di pedesaan dan menjadi alas dari proses eksploi-
tasi yang berlipat-lipat yang terjadi di pedesaan Indonesia.
471

