Page 122 - Tanah Hutan Rakyat
P. 122
Tanah Hutan Rakyat 109
mengantarkan masyarakat pada pemahaman baru. Saat itu
masyarakat mengembangkan pemahaman tentang adanya
sesuatu yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan, yang
menuntut masyarakat bertindak berbeda, yang akhirnya
menghasilkan strata sosio-ekonomi baru. Dinamika ini
disebabkan adanya dua faktor penyebab, yaitu: Pertama,
faktor penyebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri,
antara lain bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk,
dan adanya penemuan baru. Kedua, faktor penyebab dari luar
masyarakat, antara lain lingkungan fisik wilayah dan relasi
sosio-spasial antar wilayah.
Perbedaan sosio-ekonomi yang fitri dapat dibangun
saat masyarakat Desa Kalimendong berkenan menerapkan
pranata sosial yang lebih adil, menyejahterakan, harmonis,
dan berkelanjutan. Tepatnya, masyarakat memerlukan
pranata sosial yang baru, agar dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat yang berupa peningkatan kesejahteraan. Pranata
sosial yang baru membuahkan hasil, ketika berbekal pranata
sosial Desa Kalimendong, Nisro dengan dibantu masyarakat
berhasil menangkap 9 (sembilan) orang penjarah hutan
negara, yang berasal dari desa lain.
Konsekuen atas komitmennya melestarikan fungsi
hutan, maka sebagai kepala desa, Nisro juga melarang warga
desanya melakukan penjarahan di hutan negara. Ikhtiar
Nisro ini mendapat dukungan dari Perum Perhutani berupa
program PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat)
yang diluncurkan di Desa Kalimendong pada tahun 2001.
Program ini mendapat respon yang baik dari masyarakat Desa