Page 24 - Tanah Hutan Rakyat
P. 24
Tanah Hutan Rakyat 11
tanah) bagi kepentingan bersama. Gagasan keadilan,
kesejahteraan, dan harmoni sosial tidak jarang muncul dari
kepala desa, sehingga menambah rasa hormat masyarakat
terhadap kepala desanya.
Ketika Kepala Desa Kalimendong berinteraksi dengan
masyarakatnya, mereka berinteraksi secara wajar dalam
kehidupan sehari-hari, yang dalam Teori Fenomenologi
disebut “sikap alamiah”. Interaksi wajar ini merupakan
sesuatu yang penting dan mendasar, karena secara alami
dapat menggalang partisipasi (peran serta) masyarakat
dalam memanfaatkan hutan secara arif (bijaksana). Sikap
alami ini lambat laun menumbuhkan semangat konservasi
masyarakat desa. Semangat konservasi dapat menjadi solusi
untuk mengatasi dan mencegah perluasan tanah kritis. Dalam
konteks ini masyarakat yang seringkali dijadikan “kambing
hitam” kerusakan tanah dan hutan, digalang partisipasinya
untuk memanfaatkan segenap potensi tanah dan hutan secara
arif. Dengan sikap alami juga terbuka peluang bagi kepala
desa, untuk menyadarkan masyarakat agar tidak melakukan
penjarahan hutan, penebangan liar, atau gangguan hutan
lainnya, yang menyebabkan terjadinya kerusakan hutan
(deforestation).
Hermawan dan kawan-kawan (2008) menyatakan,
bahwa yang perlu dilakukan saat ini adalah pendekatan
“social forestry” bagi pengelolaan hutan yang lebih efektif.
Pendekatan ini menitikberatkan upayanya melalui pelibatan
unsur masyarakat meskipun pada kenyataannya pendekatan
ini belum memperlihatkan tanda-tanda keberhasilan.