Page 25 - Tanah Hutan Rakyat
P. 25
12 Aristiono Nugroho, dkk
Menurutnya ada dua faktor yang menyebabkan ketidak-
berhasilan pendekatan social forestry, yaitu: Pertama, belum
adanya peran serta atau partisipasi masyarakat, karena masih
adanya kebijakan pembangunan yang bersifat sentralistik,
yang hanya mempergunakan pendekatan biofisik semata.
Kedua, adanya pendekatan yang hanya mengutamakan
aspek sosio-ekonomi semata, sehingga hanya mengantarkan
keberhasilan teknokratis, yang mengabaikan aspek sosio-
ekologis.
Telah menjadi kebiasaan, bahwa setiap kebijakan
lokal selalu dibubuhi tujuan untuk memberi manfaat bagi
masyarakat setempat. Namun demikian suatu kebijakan lokal
juga berpotensi menghilangkan kekuatan (dispowerment)
masyarakat, saat masyarakat yang bersangkutan mengalami
community dis-organization. Oleh karena itu, dibutuhkan
kebijakan lokal yang mampu menciptakan masyarakat yang
memiliki karakter the good community and competency, yang
antara lain dicirikan oleh adanya komunitas yang otonom.
Masyarakat ini memiliki kewenangan dan kemampuan untuk
mengurus kepentingannya, dan mampu menyelesaikan
masalahnya sendiri. Hal ini terwujud karena masyarakat
memiliki mekanisme yang memberi kesempatan pada
segenap anggota masyarakat untuk berpartisipasi dalam
upaya mencapai kepentingan bersama.
Upaya penggalangan partisipasi masyarakat perlu
memperhatikan masalah mikro, yaitu kesejahteraan dan
konservasi tanah dan hutan. Perhatian terhadap masalah
mikro harus dilakukan agar proses pembentukan dan