Page 18 - Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
P. 18
Problematika Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Ulayat 9
di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat
Masyarakat di Kabupaten Sijunjung sebagaimana masyarakat
Minangkabau pada umumnya, merupakan gambaran masyarakat
adat yang didasarkan pada ikatan genealogis atau keturunan serta
teritorial. Jika disusun unit-unit organisasi sosial tersebut secara
berurutan dari yang terkecil sampai yang terbesar, maka susunan
masyarakatnya terdiri dari: 1) Samande; 2) Paruik; 3) Suku; dan 4)
Nagari (lihat Gambar 2). Kesatuan unit sosial Samande, saparuik,
suku merupakan unit geneologis sedangkan Nagari merupakan
unit teritorial. Sehingga masyarakat hukum Minangkabau disebut
bersifat geneologis teritorial, karena warga masyarakat tersebut
hidup bersama dalam wilayah / ulayat tertentu merasakan adanya
pertalian darah antara sesamanya. Sedangkan tata susunan nagari
ini ada dua macam yang lahir menurut ajaran kedua ninik moyang
yang pemimpin .
6
Gambar 2. Visualisasi Unit Sosial Genealogis dan Teritorial di Sijunjung
Masyarakat Minangkabau menggunakan garis keturunan
matrilineal sebagai dasar ikatan keturunan dan hukum adatnya,
yaitu berdasarkan garis ibu atau perempuan. Namun, dengan
mendasarkan tata hukum adatnya pada Agama Islam, meskipun
garis keturunan yang digunakan adalah dari ibu khususnya dalam
hal pengaturan harta dan pewarisan, namun hukum Islam erat
6 Surojo Wignjodipuro, 1994, Pengantar Asas-Asas Hukum Adat, CV. Hahimasa Agung, Jakarta.
Hlm: 73.