Page 20 - Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
P. 20

Problematika Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Ulayat     11
                                             di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat
             bidang keagamaan. Para ninik mamak atau  penghulu dipilih dan
             diangkat oleh anak  kemenakan  sebagai  pemimpin dari  anggota
             kaumnya  mempunyai  kedudukan yang  tinggi  dan  peranan yang
             sangat penting dan menentukan dalam kaum dan segala persoalan
             adat dan hukum adat nagari yang bersangkutan.

                 Lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN) adalah himpunan dari
             ninik  mamak  atau  penghulu  yang  mewakili  suku  atau  kaum  dan
             dibentuk berdasarkan hukum adat nagari setempat. Ninik mamak
             atau  penghulu  merupakan  pimpinan  tunggal  dalam  kaumnya,
             namun keputusan tidak diambil sendiri namun berdasarkan mufakat
             melalui musyawarah dalam kerapatan kaum/suku. KAN merupakan
             institusi  rapat yang  dihadiri  oleh  kepala  suku yang  sudah  berdiri
             dalam nagari. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera
             Barat No. 13 Tahun 1983.

             C.  Dinamika Penguasaan Tanah Ulayat
             1.  Karakteristik Tanah Ulayat
                                “Mulai tanah nan sabingka,
                                     Aie nan satitiak,
                                   Umpuik nan sahalai,
                                   Capo nan sabatang,
                                 Kabawah Takasiak bulan,
                                 Ka ateh ta ambun jantan,
                           Adolah Penghulum nan punyo pangkat,
                      Di Jua ndak makan bali, Gadai ndak makan sando”.

                 Filosofi adat ini bermakna: bahwa seluruh wilayah baik darat, air,
             maupun udara di wilayah Minangkabau merupakan bagian wilayah
             ulayat yang dimiliki oleh penghulu. Tidak diizinkan untuk di jual,
             dan  hanya dapat digadaikan dengan alasan  tertentu.  Berdasarkan
             filosofi tersebut terdapat dua konsep yaitu klaim kepemilikan atau
             wilayah. Dengan konsep  seluruh  wilayah merupakan  ulayat  yang
             dimiliki  oleh  penghulu,  berarti  tidak ada wilayah yang  tanpa ada
             kepemilikan/penguasaan. Jika konsep ini dipertahankan, kemudian
             menjadi  pertanyaan,  apakah komunitas nagari mempunyai  tanah
             ulayat? Demikian juga berarti di Sijunjung tidak ada tanah negara
             atau tidak ada tanah kehutanan. Jika nagari atau kehutanan, atau
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25