Page 100 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 100
- XI -
Kampanye Mempromosikan
Land Reform Setelah Jatuhnya
Suharto
uharto lengser pada bulan Mei 1998 setelah berkuasa
Sselama lebih dari tiga dekade karena oposisi massif
kelompok-kelompok masyarakat sipil di tengah-tengah
krisis moneter dan finansial yang akut, yang berresonansi
dengan tekanan-tekanan internasional yang begitu kuat
dari IMF, perpecahan di kalangan tentara dan elit politik,
dan yang terpenting, kehilangan dukungan politik dari
kabinetnya dan parlemen (Sharma 2002, Anwar 2005,
62
Aspinal 2005). Suharto menyerahkan kekuasaan
kepresidenannya kepada Wakil Presiden Habibie, yang
kemudian memimpin suatu pemerintahan transisi hingga
November 1999.
Berbagai kelompok gerakan rakyat pedesaan di
Jawa memanfaatkan kesempatan politik dari periode
transisi politik selama delapan belas bulan (Mei 1998 sampai
November 1999) yang berlanjut dengan upaya
melancarkan aksi-aksi pendudukan atas tanah-tanah yang
sebelumnya berada di bawah kendali perkebunan-
perkebunan milik pemerintah dan swasta, juga Perhutani. 63
Beberapa istilah baru seperti reclaiming, okupasi tanah,
62 Untuk kejadian-kejadian yang rinci dan kronologis mengenai
kejatuhan Suharto, lihat van Dijk (2001).
63 Kasus Tapos di distrik Bogor, Jawa Barat, merupakan tonggak
dari kasus pendudukan tanah dimana sekitar 300 keluarga
mengambil alih bagian dari 751 hektar dari lahan perkebunan yang
81