Page 97 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 97

78    Land Reform Dari Masa Ke Masa

            land reform yang disampaikan oleh LSM, laporan
            persiapan LMPDP - World Bank menuliskan “(s)ementara
            kebijakan land reform (distribusi tanah dan re-distribusi)
            akan berkontribusi secara berarti pada pengurangan
            kemiskinan, tim yang bertugas memilih menentang
            dukungan langsung terhadap tuntutan land reform pada
            saat ini.”  Kemudian, laporan itu berpendapat:

                    “kebijakan agraria seringkali sangat bersifat politis,
                   dan pada saat ini, tidak ada konsensus nasional
                   mengenai land reform. Sebagai hasilnya, proyek ini
                   akan lebih mendukung  studi-studi kebijakan
                   ketimbang pada menilai kemungkinan dan cakupan
                   dari land reform ini, dan mencoba untuk
                   mengembangkan sebuah konsensus nasional
                   mengenai isu ini. Jika sebuah konsensus nasional
                   dicapai, dan pemerintah mengambil sebuah
                   pendekatan yang bisa diterima oleh masyarakat sipil,
                   dan organisasi-organisasi masyarakat sipil, barulah
                   kemudian World Bank akan mempertimbangkan
                   untuk menyediakan dana dalam sebuah mekanisme
                   peminjaman terpisah untuk memulai skema yang
                   disepakati.” (World Bank, 2004: 12).  61
                 World Bank pada kenyataannya tidak memiliki suatu
            proyek terkait land reform di Indonesia. Inisiatif
            belakangan untuk menghadirkan kembali land reform ke
            panggung kebijakan bukanlah produk dari intervensi
            World Bank. World Bank menyusun suatu visi jangka
            panjang mengenai kebijakan tanah, pengelolaan, dan


             (US $ 22,2 juta dari Pemerintah Indonesia, US $ 32,80 dari
            pinjaman World Bank, dan US $ 32,80 juta dari pinjaman ID).
              61  Perlu dicatat bahwa pandangani World Bank mengenai land
            reform juga juga berubah seiring waktu. Pandangan sekarang
            ini berasal dari cara pandang neoliberal bahwa tanah itu lebih
            merupakan sebuah komoditas yang perlu dirasionalisasi
            ketimbang sebuah sarana produksi yang perlu diredistribusikan
            untuk pengurangan kemiskinan (Untuk penjelasan dari orang
            dalam, lihat Deininger dan Binswanger 1999. Untuk penjelasan
            yang kritis, lihat Borras 2005, Wolford 2007).
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102