Page 148 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 148

Epilog : Pemerintah Sebagai Pengurus Rakyat  129

               sumber daya alam yang menjadi sandaran keberlangsungan
               hidupnya (Fauzi , 2002).
                    Dalam posisi negara Orde Baru yang sangat
               birokratik dan otoritarian, seperti banyak dianalisis oleh
               ilmuan sosial Indonesia tahun 1980an dan 1990an
               (misalnya Bulkin 1984a, 1984b, Mas’oed 1989, Tornquist
               1990, Budiman 1991) ,  pengadaan tanah untuk usaha
                                    100
               produksi pertambangan, kehutanan, perkebunan,
               perumahan, maupun kawasan industri memberikan
               kemungkinan luas bagi para birokrat pemburu rente
               untuk berkiprah. Maksudnya, korupsi menyertai
               penggunaan (dan penyalahgunaan) kewenangan untuk
               membuat keputusan publik tertentu, yakni berupa
               pemberian konsesi-konsesi untuk penguasaan tanah/
               pengusahaan hutan/pengerukan barang tambang/
               eksploitasi gas dan minyak bumi/dan lain-lainnya.
                    Pejabat birokrasi menyusun peraturan dan
               mekanisme untuk memperoleh rente ekonomi bagi
               keuangan Negara berupa pendapatan pajak, royalti,
               maupun pungutan-pungutan berbagai bentuk.
                    Prosedur yang rumit (dan yang diperumit) menjadi
               arena sekaligus kekuasaan yang dapat diandalkan para
               birokrat pemburu rente untuk menghadapi para pelaku
               bisnis yang menjadi sasarannya. Para birokrat pemburu
               rente senantiasa tahu, bila perlu memonopoli informasi
               dan kewenangan dalam menjalankan prosedur-prosedur
               itu. Misalnya saja Kepala Badan Pertanahan Nasional
               (BPN) membuat surat keputusan Izin Lokasi untuk
               proyek-proyek kawasan industri atau kawasan
               perumahan real estate tertentu. Birokrasi yang bersifat
               pemburu rente juga bersifat otoritarian karena




                100  Untuk kajian teori-teori negara paska kolonial secara ringkas,
               lihat: Budiman (1996) dan Hadiz (1999).
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153