Page 60 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 60

Bagaimana Hutan Dipisahkan Dari Tanah Pertanian  41

                    Bahkan, lebih dari itu, kekerasan yang sistematis dan
               meluas sepanjang tahun 1965-1966 menyisakan trauma
               yang mendalam bagi mayoritas rakyat pedesaan selama
               puluhan tahun berikutnya.
                    Pemisahan kehutanan dari wilayah agraria diperlebar
               setelah Presiden Suharto menandatangani Undang-
               undang Kehutanan (UU No. 5/1967) sebagai bagian dari
               sebuah paket untuk memfasilitasi investasi modal dari luar
               negeri dan dalam negeri dalam sektor ekstraktif. Selain dari
               UU Kehutanan 1967, paket hukum tersebut terdiri dari tiga
               UU lain, yaitu UU No. 1/1967 tentang Penanaman Modal
               Asing, UU No.8/1967 tentang Penanaman Modal Dalam
               Negeri, dan UU No. 11/1967 tentang Pertambangan. UU
               Kehutanan 1967   ini sama sekali tidak menyinggung
               keberadaan UUPA 1960. Lebih parah lagi, UU Kehutanan
               1967 ini menghidupkan kembali prinsip domain negara
               yang menyatakan bahwa negara adalah pemilik lahan
               hutan, dan Menteri Kehutanan memiliki kewenangan
               untuk menentukan kawasan mana saja yang termasuk
               dalam “kawasan hutan” (Pasal 1 dari UU Kehutanan 1967).
               Berdasarkan pernyataan ini Menteri memiliki kewenangan
               untuk memberikan konsesi penebangan hutan kepada
               perusahaan-perusahaan swasta dari dalam dan luar negeri
               (Pasal 14 dari UU Kehutanan 1967, dan Peraturan
               Pemerintah No. 21/1970).  Pada tahun 1983, Presiden
                                        36
               Suharto memutuskan untuk memisahkan Direktorat
               Jenderal Kehutanan dari Departemen Pertanian, dan
               menaikkan statusnya menjadi Departemen Kehutanan
               dengan yurisdiksi sekitar lebih dari 140 juta hektar lahan
               hutan di seluruh Indonesia. Luas lahan hutan tersebut


                36   Antara 1967 sampai 1975 empat belas konsesi penebangan
               hutan diberikan kepada perusahaan-perusahaan asing yang
               mendapat 2,948 juta hektar hutan primer, dan tujuh puluh dua
               konsesi diberikan kepada perusahaan-perusahaan join-venture yang
               mendapat 7,6215 juta hektar (Ruzika 1978:10).
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65