Page 76 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 76

- VIII -

                   Rejim Otoriter Suharto, Dan

                Paradigma-Paradigma Ekonomi
                              Yang Bersaing






                   udeta atas kepemimpinan Presiden Sukarno yang
               Kmenggelorakan revolusi Indonesia menjadi awal
               kemunculan Suharto sebagai pimpinan tertinggi dari rejim
               otoriter pembangunan  yang membekukan land reform
               “seperti dimasukkan ke dalam lemari es” (Wertheim
               1969:15). Partai-partai politik diciutkan menjadi tiga saja:
               Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk golongan
               Islam, dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) untuk
               golongan Nasionalis, Kristen dan Katolik, dan Golongan
               Karya (Golkar) adalah partai penguasa, yang anehnya tidak
               boleh kita menyebutnya sebagai partai politik. Dewan
               Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR) dikendalikan
               sepenuhnya. Semua partai dan organisasi kemasyarakat
               harus berAzaskan tunggal, yakni Pancasila.
                    Dibuatlah sebuah struktur pemerintahan eksekutif di
               pemerintahan nasional yang terkendali sepenuhnya.
               Demikian pula untuk pemerintahan daerah. Dengan
               Undang-undang Pemerintahan Daerah no. 5 tahun 1974,
               DPRD bukan ditempatkan sebagai parlemen, melainkan
               “alat kelengkapan” pemerintah daerah. Pengendalian menjadi
               lengkap dengan penyeragaman desa dengan mengkuti model
               desa di Jawa melalui pemberlakukan Undang-undang
               Pemerintah Desa No. 5 tahun 1979. Struktur militer teritorial
               yang pararel dengan struktur administrasi-pemerintahan


                                         57
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81