Page 83 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 83

64    Land Reform Dari Masa Ke Masa

                 Pendaftaran tanah dari desa ke desa yang
            diwajibkan oleh Peraturan Pemerintah No. 10/1961
            dihentikan oleh rejim Suharto. UU No. 7/1970 secara
            resmi membubarkan Pengadilan Land Reform, dan
            semua kasus sengketa kepemilikan tanah diserahkan ke
            pengadilan negeri. Direktorat Jenderal Agraria dalam
            Departemen Dalam Negeri mempertahankan redistribusi
            tanah sebagai sebuah kategori administrasi untuk satu
            jenis khusus dari skema pendaftaran tanah yang status
            awalnya adalah tanah negara. Kemudian, peraturan
            baru mengenai panitia land reform yakni Keputusan
            Presiden No. 55/1980 dikeluarkan pada tahun 1980 yang
            secara resmi memasukkan kebijakan redistribusi tanah
            secara keseluruhan ke dalam kendali birokrasi        47
            (Departemen Penerangan RI 1982:42-49; Hutagalung
            1985; Fauzi 1999:157-163).
                 Suharto menyatakan bahwa Orde Baru akan
            menjalankan Pancasila dan UUD 1945 “secara murni dan
            konsekuen”, menghapuskan Demokrasi Terpimpin Sukarno.
            Rejim Orde Baru menolak segala agenda untuk mencapai
            apa yang disebut dengan “Sosialisme Indonesia.” Kerangka
            utama dari kebijakan pemerintah berubah secara drastis dari
            “Revolusi” menjadi “Akselerasi dan Modernisasi” sebuah
            kerangka utama yang dikampanyekan oleh Ali Moertopo
            (1973).  Menurut kerangka ini kebijakan agraria dari
                   48
            Departemen Dalam Negeri – Direktorat Jenderal Agraria

              47  Keputusan Presiden No. 55/1980 tentang organisasi dan
            mekanisme redistribusi tanah  menggantikan Keputusan
            Presiden No 263/1964.
              48  Jenderal Ali Moertopo, asisten pribadi Presiden Suharto untuk
            urusan politik. Ia  bersama tokoh-tokoh Orde Baru yang lain
            termasuk jenderal Sujono Humar Dani yang juga asisten pribadi
            Presiden Suharto mendirikan CSIS (Centre for Strategic and Inter-
            national Studies), terkenal sebagai sebuah lembaga think tank yang
            memberikan masukan kepada Suharto mengenai kebijakan-
            kebijakan politik dan ekonomi.
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88