Page 143 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 143
selaras terhadap tingkat kemiskinan dan dampak lebih besar bahwa
pendapatan yang menopang beberapa provinsi di Indonesia berasal
dari sektor pertanian, sehingga sektor ini menjadi krusial terhadap
perekonomian di wilayah tersebut (Arham dkk., 2020; Wulandari
dkk., 2020).
5. Ketidaksesuaian Penggunaan Tanah terhadap Regulasi
Keruangan untuk Lahan Pertanian
Penggunaan tanah pada kenyataan dapat berbeda dengan regulasi
keruangan yang berlaku. Ketidaksesuaian dapat terjadi karena tiga
kondisi yaitu: (i) penggunaan tanah di lapangan telah berubah setelah
regulasi keruangan berlaku; (ii) inventarisasi penggunaan tanah yang
dilakukan untuk regulasi keruangan tidak akurat akibat human error;
serta (iii) penetapan lokasi tersebut harus sesuai dengan kesepakatan
yang dibuat oleh pemangku kepentingan meskipun penggunaan
tanah di lapangan tidak demikian (Natsir, Wawancara 12 Januari 2024).
Gambar 24. Kesesuaian Penggunaan Tanah Tahun 2023 terhadap Regulasi Keruangan
Sumber: Pengolahan Data Penelitian, 2024
Gambar 24 menunjukkan penggunaan tanah tahun 2023 terhadap
Lahan Sawah yang dilindungi (LSD) dan Kawasan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (KP2B). Hasil penggunaan tanah tahun 2023 terhadap
LSD didapatkan area yang sesuai seluas 12.240,631 ha dan tidak
sesuai seluas 3.619,420 ha. Hasil penggunaan tanah terhadap KP2B
menunjukkan area yang sesuai seluas 15.291,787 ha dan tidak sesuai
seluas 2.705,245 ha.
112 Pemodelan Spasial untuk Prediksi Penggunaan dan
Pengendalian Alih Fungsi Lahan pertanian