Page 55 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 55
Sleman Tengah untuk pembangunan perkotaan dan pertanian, serta
kelerengan tinggi berada di kawasan Sleman Utara untuk pariwisata
berbasis mitigasi bencana.
Faktor ketinggian dan kelerengan berpengaruh signifikan
terhadap keadaan iklim suatu wilayah (Yang dkk., 2020). Jika
dikaitkan seluruhnya, berbagai faktor yang masuk dalam aspek
topografi berhubungan erat terhadap penggunaan tanah. Kabupaten
Sleman memiliki iklim tropis basah yaitu musim kemarau pada bulan
Mei-Oktober dan musim hujan pada bulan November-April (Tasong
dkk., 2019). Menurut Molotoks dkk. (2021), produksi pertanian sangat
rentan terhadap karakteristik iklim di wilayah tersebut terutama
dipengaruhi oleh suhu, curah hujan, dan kecepatan angin. Menurut
Badan Pusat Statistik (2023b), secara pengamatan unsur iklim
tahunan, Kabupaten Sleman pada tahun 2022 memiliki rata-rata
suhu sebesar 27,89 °C, rata-rata kelembaban sebesar 80,20%, rata-rata
kecepatan angin sebesar 2,72 knot, rata-rata tekanan udara sebesar
994,69 mb, rata-rata jumlah curah hujan sebesar 228,41 mm, dan
rata-rata durasi matahari selama 4 jam. Berbagai faktor keadaan iklim
menentukan kombinasi model dan skenario fungsi lahan agar sesuai
ekosistem yang seimbang antara pengelolaan hutan, produktivitas
pertanian, dan perkembangan urbanisasi (Clerici dkk., 2019).
B. Determinasi Demografis Saat ini
Karakteristik demografis mempunyai peranan untuk mengetahui
kondisi wilayah dari perspektif populasi masyarakat yang erat
kaitannya dengan kependudukan, rumah tangga, ketenagakerjaan,
pertumbuhan sektor, dan lainnya (Aksoy dkk., 2019; Kozlova dkk.,
2021). Faktor demografis telah banyak diterapkan di berbagai negara
untuk kegiatan penggunaan tanah seperti pemetaan transisi wilayah
suburban, pertanian dan perkebunan, deforestasi, dan lainnya
(Calafat-Marzal dkk., 2023; Czekajlo dkk., 2021; Rueda dkk., 2019).
Gambar 2 menunjukkan berbagai aktivitas masyarakat yang menjadi
ciri khas Kabupaten Sleman yaitu pembangunan permukiman,
kebutuhan pariwisata, pusat pendidikan, pengembangan pertanian,
dan lainnya. Peningkatan jumlah penduduk selaras dengan kebutuhan
24 Pemodelan Spasial untuk Prediksi Penggunaan dan
Pengendalian Alih Fungsi Lahan pertanian