Page 51 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 51
Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten yang masuk
di dalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas wilayah
sebesar 57.482 ha atau mencakup 18% dari total wilayah provinsi (Falah
dkk., 2022). Studi terdahulu dan observasi lapangan menunjukkan
penggunaan tanah di Kabupaten Sleman secara keseluruhan berupa
lahan terbangun, hutan, dan pertanian. Berdasarkan administratif
wilayah, Kabupaten Sleman memiliki 17 kapanewon yang terdiri atas 86
kalurahan dan 1.212 pedukuhan (Ariyasa Qadri dkk., 2023; Badan Pusat
Statistik, 2023b). Karakteristik geografis yaitu wilayah administrasi,
klasifikasi kawasan, kondisi topografi, dan lainnya dapat menjadi
acuan dasar dalam melakukan analisis alih fungsi lahan khususnya
lahan pertanian di Kabupaten Sleman. Kolaborasi kedua hal ini sudah
diterapkan di berbagai negara yang tidak hanya sebatas dalam konteks
lahan pertanian, tetapi juga terkait hutan bakau, segregasi masyarakat,
suhu permukaan tanah, emisi karbon, dan lainnya (Karakuş, 2019;
Kuang dkk., 2020; Sasmito dkk., 2019; Trounstine, 2020).
Tabel 1. Luas Wilayah per Kapanewon
Jumlah Luas Wilayah Perbandingan terhadap
No Kapanewon
Desa (ha) Luas Kabupaten (%)
1 Moyudan 4 2.762 4,80
2 Minggir 5 2.727 4,74
3 Seyegan 5 2.663 4,63
4 Godean 7 2.684 4,67
5 Gamping 5 2.925 5,09
6 Mlati 5 2.852 4,96
7 Depok 3 3.555 6,18
8 Berbah 4 2.299 4,00
9 Prambanan 6 4.135 7,19
10 Kalasan 4 3.584 6,23
11 Ngemplak 5 3.571 6,21
12 Ngaglik 6 3.852 6,70
13 Sleman 5 3.132 5,45
14 Tempel 8 3.249 5,65
20 Pemodelan Spasial untuk Prediksi Penggunaan dan
Pengendalian Alih Fungsi Lahan pertanian