Page 47 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 47

Pemodelan CA-ANN  merupakan pendekatan  deep learning
            yang dapat menghasilkan informasi baru dengan melakukan analisis
            dan  pemrosesan hubungan  data melalui  fungsi  algoritma linear
            dan  nonlinear  generik  (Selamat  dkk.,  2022). Sistem  pengoperasian
            CA-ANN mengadopsi oleh mekanisme jaringan saraf biologis yang
            menyerupai pola pikir otak manusia (Li dkk., 2023). Struktur CA-ANN
            memiliki banyak neuron yang saling berkesinambungan yang dapat
            mempelajari  memori,  induksi,  pengenalan pola,  dan pemrosesan
            data. Proses CA-ANN  sendiri bergantung  pada  dinamisme  dan
            koefisien bobot pada setiap konektivitas neuron satu dengan lainnya
            terhadap data  yang dimasukkan dan  informasi  yang dihasilkan  (J.
            Yang dkk., 2023). Penerapan algoritma fusi berbasis machine learning
            menjadikan CA-ANN  sebagai  alat hubungan linier  dan non linier
            melalui penggabungan  variabel  secara  kompleks.  Algoritma  fusi
            spatio-temporal dapat  membangun data deret waktu dan  resolusi
            spasial yang menghasilkan akurasi dan prediksi informasi yang lebih
            tinggi (Girma dkk., 2022; Ouyang dkk., 2023). Potensi penilaian yang
            lebih efektif dan efisien dalam  ruang  lingkup ekologi  menjadikan
            pemodelan ini sebagai solusi terbaik untuk mengetahui perubahan
            penggunaan  tanah  pertanian dibandingkan  pemodelan algoritma
            lainnya (Ouyang dkk., 2023)

                Membahas     perubahan    penggunaan    tanah    dinyatakan
            oleh  Thackway  (2018)  bahwa  keberhasilan  maupun  kegagalan
            dari penggunaan  tanah  memiliki  empat poin  kritis  yang  perlu
            diperhatikan yaitu: (i) ketidaksinambungan pemangku kepentingan
            yang memiliki tanggung jawab di sektor pertanian, lingkungan hidup,
            dan kehutanan; (ii) ketidaksadaran masyarakat untuk menggunakan
            data  dan  informasi  secara  spesifik  dalam  melaksanakan  aksi
            terhadap penggunaan tanah dalam skala nasional dan regional; (iii)
            keterbatasan pemikiran  dalam  mencapai pengambilan  keputusan
            dalam perencanaan  dan pengelolaan penggunaan  tanah  oleh
            pemerintah; serta (iv) keterbatasan dalam melaksanakan kolaborasi
            oleh para ahli di bidang lingkungan, kesehatan, pertanian, ahli gizi,
            ilmu pemerintah, perencanaan wilayah, dan ilmu sosial masyarakat
            untuk melakukan penyelidikan dan pengambilan keputusan terhadap


            16    Pemodelan Spasial untuk Prediksi Penggunaan dan
                  Pengendalian Alih Fungsi Lahan pertanian
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52