Page 54 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 54
sebesar 6.203 ha atau 10,79% dari luas Kabupaten Sleman yang terdiri
atas Kapanewon Minggir, Godean, Gamping, Prambanan, Moyudan,
dan Berbah. Ketinggian >100-499 mdpl seluas 43.246 ha (75,32%)
yang seluruhnya berada di 17 kapanewon tersebut. Ketinggian >500-
999 mdpl seluas 6.538 ha (11,38%) yang terdiri atas Kapanewon Turi,
Cangkringan, Tempel, dan Pakem. Ketinggian >1.000 mdpl seluas 1.495
ha (2,60%) yang terdiri atas Kapanewon Cangkringan, Turi, dan Pakem.
Ciri khas lahan hutan berada di wilayah dengan ketinggian tinggi, serta
lahan terbangun berada di ketinggian yang sedang dan rendah (Huang
dkk., 2019). Hal ini selaras dengan penggunaan tanah di Kabupaten
Sleman yaitu tiga kelas ketinggian dari rendah sampai sedang berada
di kawasan Sleman Barat, Timur, dan Tengah yang difokuskan pada
pembangunan perkotaan dan pertanian, sedangkan satu kelas dengan
ketinggian tertinggi berada seluruhnya di kawasan Sleman Utara yang
diperuntukan untuk mitigasi bencana Gunung Merapi.
Menurut Birhanu dkk. (2019) bahwa faktor kelerengan/kemiringan
berpengaruh terhadap penggunaan tanah dalam penentuan rancang
bangun wilayah yang berkelanjutan. Berdasarkan peta kemiringan
lereng di Kabupaten Sleman tahun 2019 yang diterbitkan oleh Dinas
Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten Sleman, terdapat enam kelas
kelerengan dari 0-45% yaitu: (i) kelerengan 0-3% memiliki luas
33.594 ha yang berada di 16 kapanewon; (ii) kelerengan 3-8% seluas
12.500 ha yang mencakup 7 kapanewon; (iii) kelerengan 8-15% seluas
1.977 ha berada di 5 kapanewon; (iv) kelerengan 15-25% seluas 4.076
ha mencakup 4 kapanewon; (v) kelerengan 25-45% seluas 4.032 ha
berada di 4 kapanewon; serta (v) kelerengan >45% seluas 1.154 ha
mencakup 2 kapanewon. Dalam konteks pertanian, kelerengan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kelembaban tanah yang
akhirnya juga berpengaruh terhadap kesehatan tanaman (Guo dkk.,
2020). Jika dikaitkan dengan kajian yang dilakukan oleh (Huang
dkk., 2019), lahan hutan dan pertanian berada di wilayah dengan
kelerengan sedang dan tinggi, serta lahan terbangun berada di
kelerengan sedang dan rendah. Tampak pada kelas kelerengan di atas
bahwa sebagian besar kapanewon memiliki kelerengan rendah dan
sedang yang masuk dalam kawasan Sleman Barat, Sleman Timur, dan
BAB II 23
Karakteristik Wilayah Sang Sleman Sembada