Page 207 - REFORMA AGRARIA INKLUSIF
P. 207
etika, penerapan prinsip akan membuahkan kaidah-kaidah bagi
teknis pelaksanaan. Metode yang sudah dibingkai oleh prinsip, asas
dan kaidah relatif mendekatkan pelaksanaan Reforma Agraria dengan
tujuannya.
Tujuh belas indikator SDGs dapat diadopsi secara bijaksana
menjadi prinsip-prinsip dalam Reforma Agraria karena tujuan-tujuan
SDGs dekat dengan definisi Reforma Agraria dan tujuannya. Mengapa
perlu diadopsi secara bijaksana? SDGs masih perlu disesuaikan
dengan konteks Indonesia. Dalam konteks Indonesia, terdapat aspek
yang menjadi nilai lebih dan khas yaitu inklusi terhadap masyarakat
adat, wilayah ulayat, dan kearifan lokalnya dalam berbagai bentuk
perlindungan. Menurut hemat kami, perlindungan itu merupakan
celah baru yang dapat diperluas, sebab berdampak pula pada generasi
mendatang.
Berikut pilar-pilar SDGs yang menjadi indikator pembangunan
dan relasinya dengan Reforma Agraria:
a. Pilar pembangunan sosial: meliputi Tujuan 1, 2, 3, 4 dan 5.
a) Tanpa Kemiskinan (Tujuan 1);
Tujuan ini sebenarnya telah diupayakan sejak era
Soekarno dengan redistribusi dan legalisasi tanah bagi
kaum tuna kisma, dan masih menjadi pekerjaan yang
belum selesai hingga era Joko Widodo yang hampir
berakhir.
b) Tanpa Kelaparan (Tujuan 2);
Tujuan ini dekat dengan kedaulatan pangan yang menjadi
amanat TPA MPR RI No IX Tahun 2001, meskipun
praktiknya telah diupayakan melalui landreform pada
era Soekarno, salah satu bukti cita-cita kedaulatan
pangan ialah penerbitan Mustika Rasa: Buku Masakan
Indonesia (1964 ) oleh Menteri Koordinator Pertanian
dan Agraria yang berisi kumpulan berbagai resep
kuliner nusantara berbahan baku lokal untuk menu
harian rakyat, menurut hemat kami resep masakan ini
mengarah pada kebijakan pangan nasional pada waktu
192 REFORMA AGRARIAN INKLUSIF:
Praktik Penataan Akses Rumah Gender dan Disabilitas
di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul