Page 205 - REFORMA AGRARIA INKLUSIF
P. 205
dipatuhi mutlak dan justru dapat dimaknai meringankan
beban kerja. Bekerja ekstra sama seperti bujang mencari
asuhan.
Memilih lokasi berdasarkan potensi unggulan yang
dihasilkannya membuat pengemban Reforma Agraria
tidak perlu bekerja keras memulai langkah dari nol
apalagi menjawab masalah ketimpangan ekonomi
akibat ketimpangan tenurial.
b. Konsep
Pemilihan konsep Pemberdayaan Hak Tanah Masyarakat,
Pemberdayaan Tanah Masyarakat, Penanganan Akses
Reforma Agraria dan kelak Pemberdayaan Ekonomi
SRA bukan dilatari ketidaktahuan tentang konsep
Pemberdayaan Masyarakat yang sudah lebih dulu
terbangun dan berkembang dalam praktik di banyak
tempat. Konsep-konsep yang digunakan dalam Penataan
Akses 2018-2023 mengacu pada tujuan kemangkusan
bahwa pemberdayaan tidak perlu dilakukan secara
intens dan lama sesuai kebutuhan subjek, sehingga harus
dibangun konsep pemberdayaan yang memungkinkan
dapat diselesaikan dalam waktu singkat dan terukur
secara material sesuai tradisi rezim Kementerian
Ekonomi sebagai pucuk otoritas pelaksana Reforma
Agraria dengan paradigma ekonomi pertumbuhannya.
c. Dedikasi
Dedikasi tidak tampak secara fisik namun berpengaruh
nyata bagi keberhasilan atau kegagalan Penataan
Akses dalam rangka Reforma Agraria. Meskipun tidak
tampak, dedikasi dapat dirasakan dari bagaimana
cara pelaksanaan dan hasil Penataan Akses. Cara
pelaksanaan dapat dicermati dari ketentuan-ketentuan
yang diatur regulasi pelaksanaan atau instrumen
lapangan, sedangkan hasil dapat diamati dari capaian
190 REFORMA AGRARIAN INKLUSIF:
Praktik Penataan Akses Rumah Gender dan Disabilitas
di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul