Page 232 - REFORMA AGRARIA INKLUSIF
P. 232

perkakas  rumah  tangga seperti  kalo (alat  untuk menyaring  beras/
            sayur  yang  dicuci);  tambir  dan  tampah (untuk meletakkan bahan
            makanan atau memilah beras dari non beras). Ongkos produksi perajin
            meliputi belanja alat seperti gergaji, parang, pisau dan cetak produk
            yang disebut blok, ukuran blok bervariasi dari diameter 20 cm hingga
            40 cm; belanja bahan berupa bambu (1 batang bambu sepanjang 8 m
            dapat menjadi 20 unit tambir ukuran diameter 30 cm), bambu untuk
            cincin pembatas tambir, dan tali. Waktu pengerjaan untuk penyiapan
            bahan siap rakit sekitar 7 hari, dalam satu hari (8 jam kerja) dapat
            merakit 10 unit tambir ukuran diameter 30 cm, semakin luas semakin
            lama. Harga maksimum tambir di tingkat tengkulak Rp. 5000/unit
            (diameter 20 cm); Rp. 8.000/unit (diameter 30 cm), dan Rp. 10.000/
            unit (diameter 40 cm). Biasanya perajin mengumpulkan produknya
            hingga 50 unit baru ditawarkan atau dijemput tengkulak. Harga tambir
            ukuran 30 cm di pasar rerata Rp. 15.000/unit. Disparitas harga yang
            jauh mengondisikan perajin bambu murni hidup subsisten. Inovasi
            untuk kerajinan bambu pernah dicoba oleh pemerintah, yaitu melatih
            para  perajin bambu membuat  produk  dekoratif (penutup lampu),
            namun karena  tidak ada jaminan  pasar  upaya inovasi itu  terhenti.
            Pelatihan  inovasi  juga  pernah diselenggarakan oleh wirausahawan
            lokal dengan melatih perajin dan membeli produknya, namun para
            perajin kembali memproduksi perkakas karena waktu yang digunakan
            untuk memproduksi 1  unit  produk inovasi (Rp. 30.000/unit)  sama
            dengan 20 unit (Rp. 8.000/unit) perkakas.

            Juli 2022: Kunjungan Menteri ATR/BPN
                Sebenarnya, sejak Mei kami mengemban “tugas” tambahan, yaitu
            membangun  komunikasi  dengan para pelaku usaha  di Wukirsari
            untuk bersiap menyambut kedatangan Menteri ATR/BPN ke DIY yang
            akan ditarik ke Kabupaten Sleman dan Bantul, dengan ketidakpastian:
            jadwal dan jadi atau batal kunjungan. Tugas ini di luar Petunjuk Teknis
            yang harus kami patuhi.

                 Di  tengah kami melaksanakan pemetaan sosial dan menggali
            persoalan yang menjadi kebutuhan bersama maupun klaster usaha,
            kami dibebani  tugas  mengondisikan warga  untuk  menyiapkan


                                                                 BAB V  217
                                                Catatan Harian Petugas Lapangan
   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237