Page 58 - REFORMA AGRARIA INKLUSIF
P. 58
penyandang disabilitas mencapai 15 % dari populasi dunia, 80 %
diantaranya hidup di negara-negara selatan yang masih sarat dengan
berbagai kerentanan; beragam penyakit kronis, pandemi, kecelakaan
kerja, kecelakaan lalu lintas dan bencana berpotensi menambah
jumlah disabilitas (Thohari 2022).
Tabel 7. Jumlah penyandang disabilitas di Indonesia pada 2018
berdasarkan usia
Usia Penyandang Disabilitas Persentase
Anak (2-17 tahun) 9,9 %
Usia Produktif (15-64 tahun) 62,5 %
Lansia (lebih bari 65 tahun) 27,6 %
Sumber: BPS diolah Litbang Kompas (2022) dalam Thohari (2022)
Millenium Development Goals (MDGs) belum menjadikan
topik disabilitas sebagai isu pembangunan. Ruang partisipasi dan
kemanfaatan bagi disabilitas baru diakomodasi setelah 17 tujuan
pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs
ditetapkan, kemudian pendekatan Disability Inclusive Development
(DID) ditetapkan sebagai pengganti pendekatan Community Based
Rehabilitation (CBR). Tujuan DID ialah memastikan seluruh aspek
dan tahapan pembangunan sosial, ekonomi, kesehatan, politik,
ekonomi, hukum, dan budaya berdasarkan asas inklusi, artinya tidak
seorang pun ditinggalkan dalam proses pembangunan. 17 indikator
SDGS tersebut antara lain (Bappenas, tanpa tahun):
1. Pilar pembangunan sosial: meliputi Tujuan 1, 2, 3, 4 dan 5
1) Tanpa Kemiskinan (Tujuan 1);
2) Tanpa Kelaparan (Tujuan 2);
3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera (Tujuan 3);
4) Pendidikan Berkualitas (Tujuan 4);
5) Kesetaraan Gender (Tujuan 5);
2. Pilar pembangunan ekonomi: meliputi Tujuan 7, 8, 9, 10 dan 17
1) Energi Bersih dan Terjangkau (Tujuan 7);
2) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Tujuan 8);
3) Industri, Inovasi dan Infrastruktur (Tujuan 9);
BAB II 43
Reforma Agraria Inklusif: Upaya Mempertemukan Reforma Agraria dan GEDSI