Page 63 - REFORMA AGRARIA INKLUSIF
P. 63
hidupnya pada pertanian atau berbagai usaha subsisten
lainnya serta menaruh perhatian pada potensi peningkatan
taraf hidup masyarakat (Akram-Lodhi 2018 cit. Mukherjee
2022).
Analisis gender mampu membedah perbedaan dampak
dari perubahan agraria terhadap perempuan dan laki-laki
hingga ke level mekanisme, serta bagaimana relasi gender
memegang peranan penting terhadap fungsi agraria. Sebagai
contoh: sepikul segendhongan merupakan idiom dalam
tradisi Jawa yang bermakna bagian waris laki-laki dua kali
(satu pikulan terdiri dua keranjang, depan dan belakang,
memikul diidentikan kerja laki-laki) daripada perempuan
(satu gendongan di punggung terdiri satu keranjang,
menggendong diidentikan kerja perempuan). Laki-laki
diimajinasikan sebagai tulang punggung keluarga sehingga
harus memperoleh bagian lebih banyak, meskipun terkadang
fakta tidak selalu demikian. Namun, seorang lelaki yang tidak
perkasa atau mempunyai keterbatasan fisik dianggap tidak
layak memperoleh hak yang sama dengan lelaki maskulin
yang kuat karena dianggap tidak mampu menjalankan fungsi
gendernya (Purwanti 2023). Jenis kelamin—dan kemudian
gender, akan menentukan hak agraria seseorang dalam
konteks sosial budaya tertentu.
Gender dan Reproduksi merupakan dua hal yang terkait,
gender mengacu pada pembedaan (diferensiasi) sosial dari
masyarakat sebagai laki-laki atau perempuan, penggabungan
gender dan jenis kelamin lazim terjadi karena ada harapan
sosial dan budaya bahwa identitas feminin atau maskulin
diwujudkan dalam hal penampilan (pakaian, asesoris);
perilaku (gestur tubuh, gaya verbal, orientasi seksual);
peran (termasuk jenis pekerjaan); dan tanggung jawab
(domestik, publik atau keduanya) yang harus diambil oleh
masing-masing kelompok gender secara konsisten (West dan
Zimmerman 1987). Reproduksi mengacu pada bentuk kerja
khusus dan proses umum demi kelangsungan hidup dan
48 REFORMA AGRARIAN INKLUSIF:
Praktik Penataan Akses Rumah Gender dan Disabilitas
di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul