Page 45 - Jalan Penyelesaian Persoalan Agraria: Tanah Bekas Hak, Pengakuan Hukum Adat, Penataan Tanah Batam, Percepatan Pendaftaran Tanah, dan Integrasi Tata Ruang
P. 45
28 AN Luthfi, Dwi Wulan TA, Dian Aries M.
untuk ditingkatkan dari garapan yang “ilegal” menjadi “semi legal”
akhirnya menjadi “legal”. Namun demikian, dalam pengakuan hak
keperdataan (hak prioritas), pihak perkebunan yang masih mem-
punyai legalitas yang melekat atas tanah perkebunan dalam melega-
lisasi tanah garapan rakyat meminta pemberian ganti rugi yang
disepakati kedua belah pihak.
Pemegang HGU diwajibkan melepaskan areal seluas 126,59
hektar yang terletak di Kota Pematangsiantar dan atau diberi
prioritas untuk menyesuaikan dengan penggunaan tanah yang
sesuai Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RUTRW) Kota Pema-
tangsiantar apabila pembangunan/ pengembangan segera dilaku-
kan. Areal HGU tersebut tidak disarankan lagi untuk penggunaan
tanah perkebunan melainkan harus diubah ke penggunaan tanah
sesuai RUTRW Kota Pematangsiantar. Menurut RUTRW Kota
Pematangsiantar, areal tersebut akan dikembangkan menjadi areal
permukiman penduduk. Hal ini berarti pihak PTPN III (Persero)
Kebun Bangun harus memohon hak baru yang sesuai jika masih
ingin menguasai tanah itu (misalnya Hak Guna Bangunan) atau
dilepaskan dan diserahkan ke pihak lain dengan terlebih dahulu
memperoleh ijin pelepasan aset dari Menteri yang berwenang.
(sesiai Ketentuan diktum KETIGA butir a).
Ketentuan diktum KEEMPAT menyatakan bahwa penerima hak
wajib membayar uang pemasukan selambat-lambatnya 6 bulan
sejak keputusan ditetapkan sedangkan diktum KEENAM menya-
takan bahwa surat keputusan pemberian perpanjangan jangka
waktu HGU harus didaftar selambat-lambatnya 3 bulan sejak dilu-
nasinya uang pemasukan. Diktum KETUJUH surat keputusan
tersebut mengatakan bahwa surat keputusan pemberian perpan-
jangan jangka waktu HGU tersebut batal jika ketentuan diktum
KETIGA, KEEMPAT, KELIMA, dan KEENAM tidak dipenuhi.
Adapun Persediaan tanah perkebunan Kota Pematangsiantar dapat
dilihat pada tabel berikut ini.