Page 117 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 117

ilegal  di  luar pengawasan resmi. Walaupun  anggota  Kampung Adat
            memiliki pemahaman bahwa tanah ini merupakan bagian integral dari
            Kampung Naga dan tidak dapat dibeli oleh pihak luar, tetapi transaksi
            jual beli antar keluarga masih memungkinkan. Namun, demi keamanan
            masa  depan Kampung Naga,  penting  untuk memastikan bahwa  area
            tersebut tidak akan kehilangan identitasnya sebagai Kampung Naga. Hal
            ini merupakan kekhawatiran dari pihak pemangku adat, terutama Ketua
            Adat, yang berharap agar sertipikat tersebut mengikuti regulasi yang telah
            ditetapkan oleh Bupati terkait dengan status dan lokasi Kampung Adat
            tersebut. Keadaan ini sejalan tulisan Jannah, Salim and Mujiburohman
            (2022) yang mengatakan suatu usaha untuk mengupayakan pemulihan
            masyarakat adat bersama tanahnya dianggap sebagai pilihan yang krusial
            karena hal tersebut dianggap dapat menjaga tanah mereka dari upaya
            perampasan  oleh  pihak luar. Hal ini  berkaitan  dengan  pendekatan
            Bedner  and  Arizona (2019)  dalam Jannah,  Salim  and Mujiburohman
            (2022) bahwa salah satu cara yang sangat efektif untuk mencapai tujuan
            tersebut adalah dengan menyertakan adat sebagai bagian dari hukum
            pertanahan  nasional,  termasuk upaya untuk  menghasilkan produk
            hukum di tingkat lokal, karena hal ini dapat memberikan perlindungan
            kepada masyarakat adat agar tidak kehilangan tanah mereka.

                Terbitnya 18 Sertipikat Hak Milik  atas nama  perorangan  di  dalam
            wilayah Tanah Ulayat tersebut, mengakibatkan pengurangan luas Tanah
            Ulayat Kampung Naga  yang  semula  seluas 13.950 m2 menjadi 10.600
            m2. Hal ini didasarkan dengan terbitnya Keputusan Bupati Tasikmalaya
            Nomor 430/Kep.222-Huk/2015  tentang Penetapan Lokasi  Tanah Seluas
            10.600 m2 sebagai Objek Hak atas Tanah yang dimiliki Kampung Adat
            Naga  di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten  Tasikmalaya.
            Kejadian ini tidak diharapkan oleh pemangku adat khususnya Kuncen yang
            menginginkan agar luas tanah kembali utuh menjadi 13.950 m2. Mereka
            ingin agar terdapat kesatuan yang utuh, dan tidak terpecah-pecah seperti
            sekarang.  Berdasarkan  kesepakatan  semua  MHA,  sertipikat-sertipikat
            yang telah terbit akan dikembalikan dan dilepaskan secara sukarela oleh
            masing-masing  pemegang hak  untuk kembali menjadi  Tanah Ulayat
            Kampung Naga. Secara formal, jika suatu tanah dilakukan pelepasan hak
            atas tanah yang melekat di atasnya, maka akan kembali ke Tanah Negara.


            98    Dinamika Pendaftaran Tanah Adat
                  di Kampung Naga
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122