Page 119 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 119

Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas
            Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah. Pemberian HPL ini
            dikarenakan bahwa belum ada payung hukum yang menyatakan bahwa
            Kampung Naga ini merupakan subjek hak milik atas tanah. Berdasarkan
            PP 24 Tahun 1997 bahwa yang dapat diberikan hak milik atas tanah yaitu
            perseorangan, kelompok, dan badan hukum. Sementara, Kampung Naga
            (Lembaga  Adat Kampung Naga)  bukan  termasuk ketiganya,  sehingga
            Keputusan Bupati  tersebut merupakan  dasar bahwa Lembaga  Adat
            Kampung Naga menjadi subjek hak pengelolaan. Untuk itu, pendaftaran
            Tanah Ulayat di Kampung Naga diberikan HPL.
                Menurut Jannah, Salim and Mujiburohman (2022), terdapat beberapa
            model  perlindungan negara  terhadap  Tanah Ulayat  dan masyarakat
            hukum adatnya.  Pertama, melalui mekanisme  pemberian hak  atas
            tanah bersama. Mengacu pada pendapat Zakaria (2016) pengakuan hak
            Masyarakat Hukum  Adat (MHA)  yang  bersifat  privat, baik komunal
            maupun  perorangan,  seperti  hak atas  tanah dan  hutan adat, dapat
            dilakukan secara langsung melalui proses administrasi yang dilakukan
            oleh  instansi teknis terkait tanpa  perlu  didahului  dengan tindakan
            penetapan subjek hukum. Dalam hal ini, subjek haknya dapat berupa
            Pranata Adat yang mewakili seluruh MHA. Dengan kata lain, MHA dapat
            diberikan Hak Milik Bersama yang  prosedurnya melalui konversi dan
            diatur dalam PP 24 Tahun 1997. Kedua, melalui pendaftaran Tanah Ulayat,
            sebagaimana  pendapat  Sumardjono  (2016)    bahwa  dengan  mengacu
            pada Permen ATR/BPN No. 5 Tahun 1999 hak ulayat perlu diregistrasi
            melalui  tahapan  penelitian,  pengukuran  dan  pemetaan,  pendaftaran,
            penerbitan  surat  ukur, dan disahkan  tanpa  penerbitan  sertipikat  hak
            atas tanah sehingga registrasinya bersifat deklaratif. Ketiga, Penetapan
            HPL  atas  Tanah Ulayat melalui  aturan  terbaru mengenai hak  ulayat
            MHA tercantum dalam Permen ATR/BPN No. 14 Tahun 2024, dimana
            dalam  permen  ini menyatakan  bahwa  Tanah Ulayat  dapat  diberikan
            Hak Pengelolaan dan juga Hak Milik. Implementasinya dilakukan sesuai
            dengan kebutuhan masyarakat adat dan peraturan yang berlaku.
                Berdasarkan hasil  wawancara  dengan Bapak  Asep,  Tanah Ulayat
            Kampung Naga  diberikan  HPL  atas nama  Lembaga  Adat Kampung



            100   Dinamika Pendaftaran Tanah Adat
                  di Kampung Naga
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124