Page 112 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 112
atas tanah terhadap perekonomian masyarakat adat Kampung Naga,
dengan memperhatikan perubahan-perubahan dalam pola kepemilikan
dan pemanfaatan tanah secara tradisional.
A. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Ulayat Kampung Naga
(Komunal)
Pelaksanaan pendaftaran tanah di Kampung Naga terbagi dari 2
bagian, yaitu pendaftaran Tanah Ulayat yang berupa pemukiman dan
pendaftaran tanah milik perorangan masyarakat adat yang berupa
pertanian. Tanah Ulayat merupakan bidang tanah yang dimiliki dan
dikuasai oleh Adat secara komunal seluas 13.950 m2 terletak di dalam
Kampung Naga dan di atasnya terdapat 110 bangunan rumah tempat
tinggal bagi masyarakat adat Kampung Naga. Tanah ini difungsikan
sebagai tanah pemukiman bagi masyarakat adat, sedangkan bangunan
rumah tempat tinggal di atasnya, dimiliki dan dikuasai oleh masing-
masing masyarakat adat yang tinggal di dalam Kampung Naga. Tanah
Ulayat ini tidak dapat dialihkan oleh pihak lain karena milik adat
(komunal), sedangkan bangunan rumah di atasnya dapat diwariskan
secara turun temurun berdasarkan ahli waris di setiap kepala keluarga
(individu). Selain itu, bangunan rumahnya juga dapat dialihkan ke pihak
lain selama masih ada hubungan darah terhadap si pemilik bangunan.
Uniknya, di Kampung Naga ada aturan yang berupa bahwa tidak boleh
ada penambahan bangunan rumah di dalam Kampung Naga yaitu
tetap berjumlah 110 bangunan dan di setiap rumah hanya terdapat 1
kepala keluarga dan tidak boleh lebih. Oleh karena itu, masyarakat
adat di Kampung Naga terbagi 2 jenis, yaitu masyarakat adat dalam dan
masyarakat adat luar. Banyak keturunan masyarakat adat dalam yang
bermukim di luar Kampung Naga seperti di Desa Neglasari dan Desa
Cigalontang sebagai desa yang bersebelahan dengan Kampung Naga.
Tanah milik perorangan masyarakat adat secara individu merupakan
tanah pertanian yang ada di luar batas Tanah Ulayat dan masih di
wilayah Kampung Naga dalam. Tanah ini dapat disertipikatkan atas
nama perorangan, namun tidak boleh diperjual belikan ke pihak lain,
terlebih lagi ke pihak yang bukan keturunan Kampung Naga. Larangan
itu tidak terlepas dari perintah Kuncen selaku ketua adat dengan tujuan
BAB 06 93
Pelaksanaan Pendaftaran Tanah di Kampung Naga