Page 109 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 109

daerah mengetahui  dan mengakui  secara lisan keberadaan Kampung
            Naga di Kabupaten Tasikmalaya.
                Kuncen melalui Pemerintah Desa Neglasari  sudah  pernah
            melakukan pengajuan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pemprov Jawa
            Barat menolak permintaan ini dengan berpegang pada UU Desa bahwa
            pembentukan  sebuah  desa harus memiliki  penduduk minimal 6  ribu
            jiwa  atau 1.200  kepala keluarga. Kampung Naga  yang keberadaannya
            terletak  di  salah  satu bagian RT  di  Dusun Naga, Desa Neglasari,
            Kecamatan Salawu, saat ini hanya berjumlah 281 jiwa dengan 102 kepala
            keluarga, sehingga tidak memenuhi persyaratan di dalam UU Desa. Oleh
            karena itu, untuk menghadapi kondisi semacam ini dibutuhkan suatu
            mekanisme baru dalam proses pengakuan dan penetapan kampung adat
            yang merupakan bagian dari suatu desa dan masuk ke dalam salah satu
            dusun (bagian terkecil dari desa).
                Perjuangan Kuncen untuk mendapatkan pengakuan secara formal
            terhadap Kampung Naga menjadi Kampung Adat diakhiri oleh Kuncen.
            Hal  ini  dikarenakan  Kuncen  mengetahui bahwa jika Kampung  Naga
            mendapatkan pengakuan secara formal sebagai  Kampung Adat,  maka
            adat tidak boleh menghalangi pemerintah untuk masuk ke dalam wilayah
            adat memajukan pembangunan di Kampung Naga. Sejalan dengan yang
            dikatakan oleh  Illiyani  (2018)  bahwa  suatu wilayah  yang ditetapkan
            sebagai desa adat akan memiliki 4 kewenangan yaitu: (i) kewenangan
            hak  asal-usul; (ii)  kewenangan lokal  berskala  desa; (iii)  kewenangan
            yang ditugaskan oleh pemerintah; dan (iv) kewenangan yang ditugaskan
            pemerintah menurut  peraturan  perundang-undangan.  Dalam konteks
            kebijakan  adat Kampung Naga  yang  menolak  penggunaan listrik
            berdasarkan adat yang turun-temurun,  Pak Rukman selaku Sekretaris
            Desa Neglasari berpendapat bahwa hal  tersebut  dapat menghambat
            upaya Kampung Naga untuk memenuhi kriteria desa adat. Menurutnya,
            penggunaan  listrik  diperlukan  untuk  memperbaiki pembangunan
            kehidupan di wilayah adat standar pemerintah. Tentunya, pembangunan
            desa tidak dapat terlaksana tanpa suatu pedoman yang jelas. Pedoman
            tersebut harus sesuai dengan visi misi negara Indonesia. Pedoman ini
            terdapat dalam UU Desa yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan



            90    Dinamika Pendaftaran Tanah Adat
                  di Kampung Naga
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114