Page 108 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 108
Keberadaan pranata adat di Kampung Naga berfungsi untuk menjaga
dan melestarikan lingkungan hidup serta memiliki peranan penting
dalam menjaga tanah atau persekutuan hak-hak atas tanah. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Kuncen dalam wawancara oleh peneliti, beliau
menyampaikan bahwa jika pemerintah masuk ke wilayah adat, harus
tunduk dengan peraturan dan perkataan adat, sehingga segala kebijakan
atau aktivitas pemerintahan pusat maupun daerah yang masuk ke
wilayah adat harus mendapatkan persetujuan dari Kuncen selaku ketua
adat di Kampung Naga. Hal ini bertujuan untuk menjaga aturan tatanan
kehidupan di masyarakat adat.
Begitu juga dengan upaya mendapatkan pengakuan secara formal
terhadap Kampung Naga sebagai wilayah adat. Pranata adat khususnya
Kuncen menginginkan adanya peraturan daerah yang menyatakan
bahwa Kampung Naga sebagai Tanah Ulayat dan masyarakatnya sebagai
masyarakat hukum adat. Hal ini dikarenakan, Kuncen ingin melindungi
keberadaan tanah adat, masyarakat hukum adat, serta hak-hak adat yang
ada di Kampung Naga. Sejatinya, Kampung Naga satu-satunya wilayah
adat yang terdapat pemukiman oleh sebagian masyarakat adat naga.
Masyarakat naga terbagi menjadi 2 bagian yaitu masyarakat adat naga
dalam dan masyarakat adat naga luar. Perbedaannya hanya terlihat dari
wilayah tempat tinggalnya yang berbaur dengan masyarakat modern,
menggunakan bentuk bangunan yang modern, dan fasilitas tambahan
seperti listrik dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil wawancara Peneliti, bahwa dahulu Kuncen tidak
menginginkan pemerintahan masuk ke dalam wilayah adat karena
takut merusak stigma pemikiran masyarakatnya untuk tidak patuh lagi
terhadap adat. Namun semakin maju perkembangan zaman, Kuncen
takut keberadaan tanah adat dan sumber daya alamnya dapat diambil
oleh pihak lain atau negara. Untuk itu, Kuncen dan bersama perangkat
desa di Kabupaten Tasikmalaya khususnya Desa Neglasari, Kecamatan
Salawu mencoba memperjuangkan Kampung Naga untuk bisa
mendapatkan status formal sebagai Tanah Ulayat. Walaupun demikian,
dari dahulu sampai sekarang, masyarakat sekitar dan pemerintahan
BAB 05 89
Sistem Tenurial Masyarakat Adat Kampung Naga