Page 92 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 92

Sistem peralihan tanah baik berupa warisan maupun cecep, tidak
            didasarkan pada kertas atau dokumen yang dibuat di atas hitam putih,
            namun dilakukan berdasarkan kepercayaan terhadap sesama manusia.
            Hal  ini  seperti yang dikatakan oleh  Kuncen  bahwa  setiap orang yang
            dipegang itu  adalah  ucapannya, jadi jika  dia  sudah berucap  tidak
            boleh  dilanggar.  Oleh  karena  itu, sistem saling  percaya satu  dengan
            yang lainnya di Kampung Naga masih terjalin sangat erat. Hal ini juga
            berlaku bagi sistem peralihan tanah melalui jual beli di masyarakat adat
            Kampung  Naga.  Tanah  pertanian  yang  dimiliki oleh  masing-masing
            masyarakat adat Kampung Naga tidak boleh diperjual belikan ke orang
            lain  yang bukan keturunan naga.  Begitu juga bangunan  rumah  yang
            ada di atas Tanah Ulayat Kampung Naga. Larangan tersebut bertujuan
            untuk menjaga keutuhan  dan keeksistensian  wilayah Kampung Naga
            serta lahan pertaniannya untuk ketahanan pangan di masyarakat adat
            Kampung Naga.


            B.  Peran Pranata Adat dalam Sistem Tenurial Tradisional
                di Masyarakat Adat Kampung Naga
                Pranata adat  merupakan  sekelompok orang  yang  memiliki
            kewenangan tertentu dan berpengaruh terhadap tatanan kehidupan di
            masyarakat adat. Banyak kelompok masyarakat adat di  negara-negara
            berkembang  masih  terorganisir dalam  sistem aturan  tradisional  yang
            mempengaruhi perilaku mereka (Beyene, 2009; Wig & Kromrey, 2018).
            Kelompok yang  memiliki lembaga adat  formal sering kali merupakan
            keturunan  dari  kerajaan  pra kolonial  (Tyson, 2010).  Kelompok ini
            biasanya  sebagai  pemimpin di  lingkungan wilayah adat.  Namun ada
            juga kelompok  yang  tidak  termasuk lembaga  adat biasanya karena
            kekerabatan dan kelompok usia. Walaupun kelompok ini tidak masuk ke
            dalam bagian lembaga adat, akan tetapi pengaruhnya dalam mengambil
            keputusan untuk wilayah tersebut sangat berpengaruh dalam kegiatan
            bermusyawarah (Offiong, 1997). Kelompok ini disebut dengan sesepuh
            atau yang dituakan.
                Pranata adat  merupakan tokoh yang sangat dihormati oleh  kaum
            masyarakat adat di Kampung Naga. Pimpinan masyarakat adat disebut
            dengan Kuncen. Kuncen mengatakan bahwa  tidak  ada  struktur



                                                                   BAB 04  73
                                        Sistem Tenurial Masyarakat Adat Kampung Naga
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97