Page 88 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 88
Punduh, Padi Ageung ini sangat istimewa karena harus dilakukan upacara
adat mulai dari menanam sampai panen dua kali dalam setahun yang
dipimpin oleh Kuncen, sebagai kepala adat Kampung Naga. Tradisi ini
belum tentu dapat dilakukan oleh masyarakat lain sehingga beras yang
ditanam dan dihasilkan oleh masyarakat adat Kampung Naga berbeda,
baik dari segi bentuk, rasa, maupun kuantitas dan kualitasnya. Tujuan
dari mempertahankan musim tanam dua kali setahun adalah untuk
menjaga keseimbangan alam dan mencegah hama berkembang biak,
karena rotasi tanaman yang teratur dapat mengurangi populasi hama
dan penyakit yang sering menyerang tanaman jika pola tanam tidak
diatur dengan baik. Mengolah hasil pertanian dengan cara tradisional,
seperti mencangkul dan memanen, masih dilakukan oleh masyarakat
adat Kampung Naga. Mereka percaya bahwa metode tradisional ini tidak
hanya lebih ramah lingkungan tetapi juga membantu menjaga kesuburan
tanah dan kualitas hasil pertanian.
Gambar 25. Tanah Dataran yang Ditanami Padi
Sumber: Dokumentasi Peneliti Tanggal 01 Maret 2024
4. Sistem Peralihan Tanah Individu di Kampung Naga
Berdasarkan Adat
Berdasarkan wawancara dengan Punduh, peralihan tanah di
masyarakat adat Kampung Naga melalui sistem warisan dan jual beli.
Namun berdasarkan data di lapangan, mayoritas masyarakat adat
memiliki tanah melalui sistem warisan. Sistem warisan yang digunakan
BAB 04 69
Sistem Tenurial Masyarakat Adat Kampung Naga