Page 95 - Jogja-ku(dune Ora) didol: Manunggaling Penguasa dan Pengusaha Dalam Kebijakan Pembangunan Hotel di Yogyakarta
P. 95
hotel, sehingga hal ini memberi dampak pada keputusan yang diambil
kurang tegas dalam pengendalian pembangunan hotel.
c. Kepatuhan dan daya tanggap.
Dalam pelaksanaan implementasi kebijakan, salah satu bentuk
proses pelaksanaannya yakni didahului dengan adanya komunikasi
publik atau sosialisasi. Sosialisasi ini dilaksanakan kepada kelompok
sasaran yakni stakeholder perhotelan (pemrakarsa), agar terdapat
kesepakatan bersama tentang tujuan diberlakukannya moratorium
pembangunan hotel ini. Diharapkan adanya sosialisasi yang lancar
dapat meningkatkan dukungan yang diberikan oleh kelompok
sasaran terhadap pelaksanaan kebijakan moratorium.
Hasil dari pelaksaan sosialisasi tersebut, ternyata mendapat
respon yang positif dan mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Ini terlihat dari tidak adanya kelompok yang menentang adanya
moratorium pembangunan hotel ini. Secara umum, pelaksana
kebijakan patuh dalam melaksanakan kebijakan moratorium
pembangunan hotel. Sedangkan para stakeholder juga tidak menolak
dari adanya pelaksanaan kebijakan tersebut, hal ini karena dalam
kebijakan moratorium pembangunan hotel tersebut masih terdapat
celah waktu yang dapat dipergunakan oleh para pemrakarsa hotel
untuk mengajukan IMB untuk pembangunan hotel baru sebelum
kebijakan tersebut benar-benar dilaksanakan.
d. Kesimpulan dari Analisis Konteks Lingkungan Kebijakan
Analisis dari segi konteks lingkungan kebijakan tersebut
diimplementasikan ternyata yang paling dominan berpengaruh
yakni (a) kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat
dan (b) karakteristik lembaga dan Penguasa. Hal ini dapat dicermati
dari kekuatan dari aktor stakeholder yang dapat mempengaruhi
bagaimana implementasi kebijakan moratorium tersebut. Terlihat
80 JOGJA-KU(DUNE ORA) DIDOL