Page 19 - MODUL JUAL BELI
P. 19

dan Syafi'iyah mendeskripsikan akad istishna’ dengan akad salam. Sehingga penger-
                     tiannya berarti suatu barang yang diserahkan kepada orang lain sesuai dengan cara
                     pembuatannya. Akad istishna’ dapat dikatakan sebagai sebuah transaksi jual beli yang
                     terjadi  antara  pemesan  sebagai  pihak  pertama  dan  produsen  sebagai  pihak  kedua.
                     Produsen sebagai pihak kedua membuatkan barang atau sesuatu sesuai dengan apa
                     yang diinginkan oleh pihak pertama sebagaimana kesepakatan yang terjalin di awal.
                     Dalil naqli yang menjelaskan perihal dibolehkannya akad ini sebagai berikut:
                                                                            -    ٢٧٥  -     باج رلا مرحو عي بْلا للّا لحَأو
                                                                                   َه َ َ َ َ َْ ُه َّ
                                                                                        َّ
                                                                                                    َ َ
                           Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.. (QS al-Baqarah/2:
                           275).
                           Ayat ini memang bersifat umum dalam sebuah transaksi jual beli. Namun, sifat
                     keumuman ini berarti membolehkan akad istishna’, asalkan terhindar dari riba. Segala
                     transaksi diperbolehkan selama tidak ada dalil kuat yang mengharamkannya. Dalam
                     sebuah hadis diterangkan:
                                                                                        ج
                                         ج
                                                   ج
                                    ج
                           لا مجعْلا َّ نإ هَ ل ليقف ج مجعْلا  َ لَإ بتْ كي نَأ دارَأ ناك -       ملسو هي لع الله ىلص -   َّ للّا  ج بِن َّ نَأ  ٍ سنَأ نع
                                                          ْ
                                          َ
                                                                َ َ
                          َ
                                                      ُ
                                                                                           َّ َ
                                                                                                  َ َ
                                             َ َ
                             َ َ َ
                                                     َ َ
                                                                                                     ْ
                                                             َ َ
                                     ُ َ
                                  جج
                                       ج جج
                                                                                   ج ج
                                                              ٍ ج ج
                                                                                             ج ج
                                               ج
                                                      ج
                                    .هدي َ    فى هضاي ب  َ لَإ رُ ظنَأ نَّ أك  َ لاق .ةَّ ضف نم اتماخ عنَ طصاف .تِاخ هيَ لع بااتك َّ لاإ نوُ ل بق ي
                                                                      ًَ
                                                   ْ ه َ َ
                                                                                                  َ ْ
                                                                                َ ٌ َ ْ َ ً َ
                                                                        َ َ َ ْ
                                                                                                     َ َ
                                                                  ْ
                                            ََ
                                                 ُ
                           Dari Anas r.a. bahwa Nabi saw. hendak menuliskan surat kepada raja non-Arab,
                           lalu dikabarkan kepada beliau bahwa raja-raja non-Arab tidak sudi menerima
                           surat yang tidak distempel. Maka beliau pun memesan agar ia dibuatkan cincin
                           stempel dari bahan perak. Anas menisahkan: Seakan-akan sekarang ini aku dapat
                           menyaksikan kemilau putih di tangan beliau." (HR. Muslim)
                           Hadis di atas menjelaskan sebuah deskripsi bahwa akad istishna’ telah dilakukan
                     oleh Nabi sesuai ajaran Islam dan itu artinya diperbolehkan secara hukum fikhiyyah.
                           Kalangan ulama bersepakat bahwa istishna' merupakan akad yang dibolehkan
                     dan telah diaplikasikan sejak dahulu tanpa ada sahabat atau ulama yang mengingkari-
                     nya. Artinya, istishna’ diperbolehkan secara nash dan dilakukan oleh orang terdahulu.
                     Sehingga, adanya pelarangan seolah menjadi kurang tepat.
                                                           يمرحتلا ىلع ليلدلا لدي تىح ةحبالاا ءايشلأا قي لصلأا
                           Hukum asal dalam segala hal adalah boleh, hingga ada dalil yang menunjukkan
                           akan keharamannya.
                           Di era modern, kebutuhan orang mulai beragam dan bervariasi. Maka, akad jual
                     beli  istishna’  seolah  menemukan  bentuk  pengaplikasiannya.  Artinya,  ketika  orang
                     membutuhkan seuatu barang dengan spesifikasi dan kriteria tertentu yang diinginkan,
                     tetapi  kesulitan di  dapatkan di  pasar, maka solusinya tentu dengan memesan pada
                     produsen.  Dengan  demikian,  apabila  pemesanan  semacam  itu  diharamkan,  maka
                     bagaimana masyarakat akan memecahkan persoalan kebutuhan hidupnya. Tentu, hal
                     semacam ini perlu dipecahkan dan disikapi secara serius demi kelangsungan hidup
                     masyarakat.


                                                                                                      9
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24