Page 10 - Majalah Edisi 3
P. 10
l a p o r a n u t a m a
trotoar. Peresmian dilakukan oleh tanaman Mahoni dan jati dan
Bupati Jepara Bapak Hendro ketidak efesienan penggunaan
Martojo pada tahun 2005. bahan baku serta kacaunya
Selain itu dibangun sentra pemasaran produk industri ukir
relief di desa Senenan pada tahun itu sendiri. Bahan baku banyak
2005 yang diresmikan oleh terbuang sia-sia karena banyak
Bupati Jepara Bapak Hendro menggunakan kayu bagian
Martojo. Dibangunnya sentra tengah dan yang bagin samping
r e l i e f d e s a S e n e n a n i n i tidak digunakan, itu yang
diprakarsai oleh Sutrisno yang membuat kesediaan kayu cepat
seorang pengukir relief Jepara. menipis.
Hal ini wajar terjadi karena di Adanya permasalah yang
daerah desa Senenan banyak muncul akibat dari krisis finasial
sekali para pengukir relief, membuat Australian Centre for
mereka juga ada keinginan Agricultural Rescarch (ACIAR)
mengembalikan keorisinalan ciri mendanai program Furniture
khas Jepara dengan ukiran bukan Va l u e C h a i n ( F V C ) a t a u
mebelan. Hal ini juga didukung penelitian kaji tindak rantai nilai
P a d a t a h u n 2 0 0 3 oleh pemerintah Jepara karena mebel. Program ini dilaksanakan
pemerintah menjadikan Desa melihat pasar relief mengalami oleh CIFOR ini mengupayakan
Mulyoharjo sebagai Sentra penurunan akibat persaingan terciptanya perbaikan struktur
Patung Mulyoharjo. Sentra ini dengan model produk industri dan fungsi industri mebel ukir
bertujuan untuk mengembalikan ukir yang dipengaruh oleh Jepara dari perolehan bahan baku
kekuatan industri ukir Jepara. desaindesain asing seperti garden kayu hingga proses pemasaran.
Wilayah Desa Mulyoharjo yang furniture. Pemerintah juga mengharapakan
banyak pengerajin mempunyai Pada masa pemerintahan peningkatan efesiensi dapat
banyak potensi untuk industri Pak Hendro Martojo yang kedua, menghidupi ribuan pengusaha
seni ukir Jepara. Melihat potensi Pada tahun 2008 terjadi krisis u s a h a i n d u s t r i u k i r ,
ini pemerintah berharap Sentra finansial yang berdampak pada mempertahankan lapangan kerja,
Patung Mulyoharjo dapat dunia industri ukir Jepara, krisis meningkatkan pengerajin skala
menjadi kekuatan nyata. finansial ini mengakibatkan kecil dan memberikan mereka
Pemerintah menata infrastruktur, penurunan nilai ekspor industri peran yang lebih besar dalam
menata jalan desa yang semua u k i r h i n g g a 5 0 % . S e j a k rantai nilai ndustri mebel ukir
hanya memilki lebar 3 meter meledaknya industri ukir Jepara Jepara.
kemudian dilebarkan menjadi 6 pada tahun 1998, produksi secara
meter dan dibangun jalan paving besar-besaran produk industri
ukuran 6 x 1.000 meter. Untuk ukir bernilai rendah untuk pasar Menanyakan Kabar
kenyamanan pengunjung, jalan nasional dan internasional telah Industri Ukir Jepara
ini juga dilengkapi dengan menghadirkan ancaman serius saat ini
terhadap keberlanjutan hutan
Sejak dekade tahun 2010
an, tradisi seni ukir mengalami
periode kemunduran. Saat ini
kebanyakan pengrajin seni ukir di
Jepara didominasi oleh generasi
tua. Sedangkan minat generasi
muda untuk menekuni seni ukir
menunjukkan trend penurunan.
U n t u k d a p a t m e l i h a t
perkembangan kesenian ukir saat
ini, dapat dilihat di salah satu
wilayah yang menjadi sentra
industri seni ukir Jepara yaitu di
Desa Mulyoharjo, yang ada di
Kecamatan Jepara.
TH. 2020 | EDISI 03 | EKONOMIKA 9