Page 130 - Ayah - Andrea Hirata
P. 130

Ayah ~ 117


            lalu menerabas ilalang di pekarangan perumnas, tersembul

            dia di samping warung bakso, masuk ke kompleks polisi, ber-
            belok lagi lalu meliuk-liuk di antara nisan kuburan Tionghoa,
            lalu masuk lagi ke jalan dan menantang belasan ekor anjing
            gelandangan di pasar pagi.
                 Sambil berlari terpontal-pontal dikejar anjing, dia me-

            nengadah ke langit dan bertanya kepada Tuhan, mengapa
            Tuhan menciptakan satu manusia bernama Marlena di dunia
            ini dan mengapa dia harus menanggung rindu yang pahit ke-
            pada perempuan itu. Pertanyaan yang tak terjawab itu mem-
            buatnya berlari macam orang sakit ingatan.
                 Akhirnya, dia sampai di dermaga. Laut, hanya laut yang
            dapat  menghentikannya. Demikian  saban pagi dia latihan.
            meski hujan lebat, meski angin ribut, dia tak pernah berhenti

            berlari. Karena Lena dan satu rencana manis dengan hadiah-
            hadiah itu, Sabari merasa tenaganya tak terbatas.
                 Pada  saat perlombaan, Sabari  mendapat nomor dada
            1231. Dia terkejut. Karena jumlah hari sejak kali pertama dia
            melihat Lena saat ujian masuk SMA sampai dia ikut lomba

            itu lebih kurang 1231 hari, alias hampir empat tahun. Saat itu
            Sabari langsung tahu bahwa dia takkan mudah dikalahkan.
                 Benar saja. Sejak start Sabari langsung memelesat. Dia
            berlari sejadi-jadinya. Kecepatannya empat puluh kilometer
            per jam, melebihi kecepatan musang yang paling sehat seka-
            lipun. Dia tak memperhatikan ratusan pelari lain yang ber-
            lomba-lomba. Yang dia tahu adalah semakin lama semakin
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135